Tuesday, 28 November 2017
Home »
metropolitan
» Pembangunan Drainase di Citeureup Bogor Dikeluhkan Warga
Pembangunan Drainase di Citeureup Bogor Dikeluhkan Warga
Pembangunan saluran drainase di Desa Tarikolot Kecamatan Citeureup, sebagai upaya untuk memperlancar aliran air agar tidak meluap di saat hujan, menuai persoalan.
Lokasi yang dipergunakan belum mendapat restu dari pemilik lahan. Bahkan warga menilai adanya saluran drainase akan berdampak banjir bagi warga Kampung Tangkoko, RT01/08 Desa Gunungsari.
Keterangan warga sekitar, Ujang (45), pembangunan itu juga dilakukan tanpa ada koordinasi dengan warga sekitar. “Harusnya kepala desa Tarikolot yang punya material itu tahu etika. Ini kan masuk wilayah Gunungsari, tidak ada koordinasi sama sekali,” tukasnya.
Menurutnya, aspek lingkungan harus dipertimbangkan. “Jangan sampai dia (kades Tarikolot, red) untung, warga kampung rugi karena banjir,” tuturnya. Karena, ia mengaku berencana bersama warga lainnya meminta kejelasan pembangunan drainase sepanjang 400 meter yang dinilai merugikan warga.
“Kami rencana mau bareng-bareng ke Desa Tarikolot lagi. Sudah beberapa kali kadesnya tidak ada di kantor,” tuturnya.
Terpisah, Ketua RT0 1/08 Kampung Tangkolo Desa Gunungsari Heri mengatakan bahwa warga yang dipimpinnya mulai berteriak dengan adanya pembangunan drainase yang berada di perbatasan Desa Tarikolot dan Desa Gunungsari. Pasalnya, drainase tersebut dapat mengancam Kampung Tangkolo akibat kiriman air dari saluran drainase tersebut.
“Selama ini saluran drainase yang ada sudah tidak mampu menampung air hujan, kalau ditambah lagi alirannya, pasti meluap,” ungkapnya.
Pembangunan drainase dinilai sepihak, tanpa ada koordinasi dengan warga. “Kami akan datangi kepala desa Tarikolot terkait hal ini, kami tidak mau kampung ini tergenang air, kepala desa Tarikolot harus bertanggung jawab jika nantinya kami kebanjiran,” terangnya
Di tempat terpisah Kepala Desa Gunungsari Hendra mengatakan, memang ada yang komplain terkait pembangunan drainase, karena lahannya keambil.
“Memang betul jalan air itu masuk ke Gunungsari, Warga khawatir kampungnya kebanjiran. Kalau demo sepertinya tidak, permasalahan hanya kurang komunikasi saja antara kades Tarikolot dengan warga saya, karena saluran drainase tersebut ada di perbatasan,” katanya.
Saat hendak dikonfirmasi beberapa kali, kepala Desa Tarikolot Maspullah tak di tempat. Menurut keterangan staf, kades selalu datang, namun tak lama diam di kantor. “Pak kades jarang lama di kantor,” kata Ilham, staf desa.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment