Banner 1

Tuesday, 7 November 2017

Kota Depok Disebut Rawan Radikalisme


DEPOK – Hasil penelitian Setara Institute menunjukkan Kota Depok merupakan daerah rawan perkembangan gerakan atau paham radikalisme.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Depok, Dadang Wihana mempertanyakan hasil penelitian tersebut terkait metedologi yang digunakan.

“Setiap survei untuk penelitian harus jelas. Apakah sample itu mewakili populasi atau tidak?” tanya Dadang kala berbincang dengan Radar Depok (Pojoksatu.id Group), Jumát (03/11/2017).

Menurut dia, hasil penelitian tersebut langsung menjustifikasi Depok sebagai kawasan rawan perkembangan radikalisme. Dia menegaskan jika itu tidak benar Kota Depok rawan radikalisme yang terpusat di musala dan masjid.

“Mungkin mereka meneliti satu atau dua wilayah yang didatangi. Harus hati-hati. Pemerintah keberatan hasil dari survei tersebut. Kami mempertanyakan soal metedologi apa saja yang digunakan. Ini keliru,” tegasnya.Pada hakikatnya, sambung Dadang, Pemkot Depok tidak menghalangi penelitian. Namun hasilnya harus dipertangung jawabkan. “Kami berharap warga tidak terpancing adanya hasil penelitian dari Setara Institute.

Kami percaya, warga sekarang sudah pandai dan bisa menilai yang mana yang baik dan tidak,” kata dia. Peneliti Setara Institute, Sudarto mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan di sejumlah pesantren, masjid hingga universitas di Depok selama bulan Juli hingga Oktober 2017, diketahui ada kelompok-kelompok masyarakat di Depok yang menanamkan kebencian pada kelompok lain yang dianggapnya sebagai musuh Islam.

“Ada kelompok-kelompok masyarakat yang menanamkan kebencian pada kelompok yang mereka anggap sebagai musuhmusuh Islam.

Seperti Ahmadiyah, Syiah, komunisme, Jaringan Islam Liberal serta lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT),” ujar Sudarto melalui rilis yang diterima Radar Depok (Pojoksatu.id Group).
(radar depok/irw)


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment