Banner 1

Friday, 17 November 2017

Bekali 450 Prajurit Yonif 315 Garuda Alat ”Penangkal” Malaria


Sebanyak 450 prajurit Yonif  315 Garuda akhir bulan ini akan bertolak ke perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Ragam persiapan pun dilakukan untuk bisa bertahan selama sembilan bulan disana.

Salah satunya adalah keterampilan membasmi nyamuk malaria. Keterampilan ini diberikan langsung oleh Terminix, bekerjasama dengan Pepperina juga Bogor Sahabats (Bobats) di Markas Yonif 315 Garuda, Gunung Batu rabu (15/11/17).

People and Business Development Manager Terminix, Guntur Widyanta mengatakan, pihaknya memberikan dukungan untuk prajurit yang akan mengamankan perbatasan. Diketahui bahwa papua rentan dengan malaria.

“Kami memberikan dukungan sesuai dengan keahlian kami, agar mereka yang berangkat ke Papua tidak terpapar malaria. Jadi kita berikan pembekalan mengenai malaria dan pengendaliannya. Salah satunya dengan menggunakan alat mist blower,”  ucapnya.

Alat ini, lebih efektif dibanding alat fogging biasa dengan adanya chemical nyamuk. Dimana nyamuk yangterbang dan hinggap di satu permukaan akan mati jika terpapar. “Jadi harapanya  prajurit yang berada disana bisa terhindar dari nyamuk malaria,” imbuhnya.

Selain itu, seluruh prajurit juga diberikan pembekalan mengenai alat penangkal malaria tersebut, agar mereka bisa menggunakannya dengan baik. Mulai dari teknis penggunaan dan cara merakitnya. Sebab, alat yang dikirim dalam keadaan terpisah. Sesampainya di perbatasan Papua, terlebih dahulu harus dirakit.

“Alatnya ada tiga unit. Kami juga memberikan ala safety bagi prajurit agar mereka tidak terpapar langsung chemical nyamuk. Karena chemical itu  berbahaya. Adapun  Alat safety-nya berupa masker, kacamata dan sarung tangan. Maskernya juga diberikan cartridge agar bisa diganti-ganti,” ungkapnya.

Sementara, Pasi Ops 315 Garuda, Lettu Infanteri Bhirawa Anoraga menjelaskan, lokasi dimana prajurit diterjunkan terbilang rendah untuk malarianya. Meski begitu pihaknya tetap mengantisipasi. Menurut dia, dengan adanya alat mist blower  akan sangat mendukung kelancaran dan kesehatan seluruh prajurit.

“Jika ada keberhasilan, tapi  ada yang sakit atau meninggal karena malaria, itu suatu prestasi buruk untuk kesatuan kita. Ini sangat membantu, jadi lebih efektif menggunakan ini daripada hand fogging,” tuturnya.

Selain alat mist blower,mengantisipasi penyebaran malaria, seluruh prajurit pun dibekali lotion anti nyamuk. “Yang ingin kita raih disana, kita ingin meng-Indonesiakan perbatasan, jadi jangan sampai masyarakat di perbatasan itu karena terkena pengaruh Papua Nugini, akhirnya tidak tahu Indonesia bagaimana. Caranya melatih bela negara ke sekolah-sekolah,” tandas Bhirawa.



sumber:pojoksatu.id

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment