Monday, 6 November 2017
4.000 Lahan Kritis di Kabupaten Bandung Harus Direhabilitasi
KABUPATEN BANDUNG – Sebagai upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalah lahan kritis di Bandung Selatan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Perum Perhutani bersama Pemerintah Kabupaten Bandung, menargetkan sekitar 4 ribu hektar untuk dilakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Bupati juga memberi peringatan keras terhadap kelompok masyarakat yang masih menanam sayur di lahan miring, untuk menggantinya dengan tanaman pohon keras.
“Lahan kritis jangan dibiarkan gundul, apalagi ditanami sayur. Perhatikan, jangan sampai ada hutan yang tidak tertanami pohon keras, seperti buah saninten sebagai endemiknya Jabar sejenis kacang, tanaman makademia, alpukat, kopi, nangka, eucalyptus dan lainnya,” jelasnya, Jumat (3/11/17).
Dadang mengajak semua pihak untuk mengevaluasi agar terbangun gerakan gotong royong bersama masyarakat untuk membentuk desa hutan. “Pelajar juga sudah kita libatkan untuk program Satapok,” terangnya.
Kedepan mudah-mudahan akan terbentuk kawasan rindang dan asri melalui program ini. “Jika berhasil khususnya untuk RHL di DAS Citarum di Kabupaten Bandung maka akan kembali asri dan indah,” jelasnya.
Wakil Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten (Divre Janten) Endung Trihartaka menyebutkan, luas kawasan Divre Janten mencapai 675 ribu Ha sej Jawa Barat.
“Sedangkan di Bandung Selatan, dari 55 ribu lahan kritis tinggal sekitar 4 ribu lagi yang perlu direhabilitasi. Jika sudah target ini selesai, maka seluruh hutan Perhutani yang ada d wilayah Bandung ini sudah selesai semua,” ungkap Endung usai acara Sosialisasi Program RHL di kawasan hutan Perum Perhutani Divre Janten di Gedung Moch. Toha Soreang, Jumát (03/11/2017).
Menurut Endung, wilayah yang akan dipenetrasi merupakan kawasan DAS Citarum selama bulan November dan Desember. Selain kerjasama dengan pemerintah, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam hal pengamanan hutan lindung.
(radar bandung/nif)
sumber:pojoksatu.id
Related Posts:
Latih 80 Perserta, Budayakan Membatik di Kota Depok DEPOK – Sebagai upaya dalam melestarikan dan membudayakan batik di Kota Depok.Minggu (12/03/2017), Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Makmur bekerjasama dengan dan Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Depok dan TP … Read More
Menakjubkan… Dua Pagelaran Ayodya Pala Depok Hipnotis Pengunjung DEPOK – Baru saja, sanggar Ayodya Pala menggelar dua pagelaran spektakuler bertajuk Lestari Alamku dan Jaka Tarub, Sabtu (11/3/2017).Bertempat di Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI)… Read More
Selalu Banjir, Exit Tol Cimanggis Depok Bisa Ditanam Lele! DEPOK – Jalur exit Tol Cimanggis bisa ditebar bibit lele. Ketika hujan deras, jalan raya arah ke Kelurahan Leuwinanggung, Tapos, tersebut kerap banjir sampai 40 centimeter.Praktis, jalur yang berada di RT01/01 Kelurahan … Read More
RW di Duser Kota Depok Layak Anak Semua DEPOK – Menyikapi adanya Perda Kota Layak Anak, Kelurahan Duren Seribu (Duser) baru-baru ini telah mengukuhkan sebelas RW di kelurahannya, sebagai RW Layak Anak.Lurahnya, Ade Ahyadi mengaku, wilayahnya merupakan keluraha… Read More
Cegah Banjir, Saluran Mampet di Kota Depok Terus Diperbaiki DEPOK – Drainase yang kerap mampet pada musim hujan, membuat Satgas Pemeliharaan Jalan dan Jembatan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Depok tiap harinya turun ke jalan untuk membersihkan kotoran yang… Read More
0 komentar:
Post a Comment