BOGOR – Walikota Bogor, Bima Arya bersikeras stasiun
Light Rail Transit (LRT) tak berada di Stasiun Baranangsiang. Politisi
PAN itu menginginkan, stasiun kereta ringan itu di Tanah Baru meski
banyak kendala di sana.
“Kami usulkan ke Tanah Baru. Mungkin dari Tanah Baru ke
Baranangsiang. Bukan LRT, tetapi BRT (Bogor Rail Transit), atau mungkin
ada bis jalur khusus ke Baranangsiang. Tapi, ini kan masih
konsep-konsep. Nanti keputusannya dari Badan Pengelola Transportasi
Jabodetabek (BPTJ),” ungkap Bima usai pertemuan dengan Tim Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (TP4), Bappeda, dan DLLAJ di
ruangannya Senin (13/06/2016).
Lebih lanjut ia mengatakan, Tim BPTJ ini akan berdiskusi dengan
Pemkot Bogor mengenai masalah tersebut Kamis (16/6/2016). BPTJ sengaja
datang ke Kota Bogor untuk membahas masalah ini, dimana salah seorang
direktur BPTJ ini adalah mantan Kepala Bappeda Kota Bogor Suharto.
Bima juga tak membantah, sesuai Perpres 98 Tahun 2015 tentang
Percepatan Pembangunan LRT di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, jalur
atau trase LRT di Kota Bogor adalah melalui pinggir Tol Jagorawi, mulai
dari Sentul ke Baranangsiang.
Namun, sambung Bima, usulan revisi perpres ini sudah mereka ajukan
beberapa bulan lalu ke pemerintah pusat. Hingga kemarin, belum ada
respon dan putusan dari pemerintah pusat.
“Masalahnya, konsep pengembangan Kota Bogor. Kalau semua masuk ke
Baranangsiang, maka kemacetan tidak akan terurai. Bisa dibayangkan nanti
dari utara, barat, selatan, Sukabumi, kabupaten, semua warga yang mau
ke Jakarta, harus masuk dulu ke tengah Kota Bogor. Bebannya itu loh,
akan sangat luar biasa,” jelasnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment