Banner 1

Wednesday, 15 June 2016

Walikota Bersikeras Stasiun Light Rail Transit (LRT) tak berada di Baranangsiang

BOGOR – Walikota Bogor, Bima Arya bersikeras stasiun Light Rail Transit (LRT) tak berada di Stasiun Baranangsiang. Politisi PAN itu menginginkan, stasiun kereta ringan itu di Tanah Baru meski banyak kendala di sana. 

“Kami usulkan ke Tanah Baru. Mungkin dari Tanah Baru ke Baranangsiang. Bukan LRT, tetapi BRT (Bogor Rail Transit), atau mungkin ada bis jalur khusus ke Baranangsiang. Tapi, ini kan masih konsep-konsep. Nanti keputusannya dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ),” ungkap Bima usai pertemuan dengan Tim Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan (TP4), Bappeda, dan DLLAJ di ruangannya Senin (13/06/2016).

Lebih lanjut ia mengatakan, Tim BPTJ ini akan berdiskusi dengan Pemkot Bogor mengenai masalah tersebut Kamis (16/6/2016). BPTJ sengaja datang ke Kota Bogor untuk membahas masalah ini, dimana salah seorang direktur BPTJ ini adalah mantan Kepala Bappeda Kota Bogor Suharto.
 
Bima juga tak membantah, sesuai Perpres 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Pembangunan LRT di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi, jalur atau trase LRT di Kota Bogor adalah melalui pinggir Tol Jagorawi, mulai dari Sentul ke Baranangsiang.

Namun, sambung Bima, usulan revisi perpres ini sudah mereka ajukan beberapa bulan lalu ke pemerintah pusat. Hingga kemarin, belum ada respon dan putusan dari pemerintah pusat.

“Masalahnya, konsep pengembangan Kota Bogor. Kalau semua masuk ke Baranangsiang, maka kemacetan tidak akan terurai. Bisa dibayangkan nanti dari utara, barat, selatan, Sukabumi, kabupaten, semua warga yang mau ke Jakarta, harus masuk dulu ke tengah Kota Bogor. Bebannya itu loh, akan sangat luar biasa,” jelasnya.(ent)

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment