BOGOR – Sebanyak 40 murid Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Malikus Sholeh, di Perum Gria Citayem Asri, Desa Susukan,
Bojonggede terpaksa belajar berdesak-desakan.
Meski ruang kelas tak lagi memadai, namun para walimurid tak memiliki
pilihan, karena PAUD ini menggratiskan peserta didik dari keluarga tak
mampu.
Pantauan Radar Bogor, meski berada di tengah komplek
perumahan, bangunan PAUD sangat memprihatinkan. Sebagian dinding
mengelupas, ditambah ruangan yang sempit untuk kegiatan belajar
mengajar.
“Anak-anak jadi kurang konsen belajarnya,” tutur Kepala PAUD, Nurhasanah.
Padahal, menurutnya, PAUD tersebut amat dibutuhkan masyarakat. Tak
hanya di Desa Susukan, warga dari desa lain pun kerap menyekolahkan
putra-putri mereka di PAUD ini.
“Banyak yang minat, karena kami tak menerapkan tarif bayaran. Mereka bebas membayar berapa pun selain seragam,” ungkapnya.
Ia bercerita, proses pendidikan yang dilakukan di bangunan rumah itu
dimulai sejak 2011 silam. Menurut dia, semangat belajar anak-anak
tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya anak-anak yang datang ke
rumahnya, meski jarak dari rumah mereka cukup jauh.(ent)
0 komentar:
Post a Comment