BOGOR-Campur tangan polisi dalam memberantas peredaran makanan tak layak konsumsi membuahkan hasil positif. Tak kurang 4.000 telur yang dibawa Solihin (33), terduga produsen telur busuk, gagal beredar.
Warga Kampung Curug Dengdeng, Caringin, Kabupaten Bogor, itu tertangkap tangan hendak menjual ribuan telur tersebut di Gang Pedati, Pasar Bogor, sekitar pukul 03.15 WIB. "Pelaku diketahui sudah terlebih dahulu menjual 1.700 butir telur tidak layak kepada konsumen di Pasar Bogor," ujar Kasubbag Humas Polres Bogor Kota, AKP Maman Firmansyah kepada Radar Bogor.
Dia menuturkan, selain pedagang, penyidik juga tengah memeriksa pemilik pengolahan telur rebus tidak layak konsumsi bernama Edi Supriyadi. "Belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka. Kami masih mengumpulkan keterangan dari pedagang dan pemilik usahanya," kata dia.
Berdasarkan keterangan Solahudin, kata Maman, konsumen telur busuk itu adalah penjual bakso, pemilik warung makan, tukang siomay. Telur-telur tersebut, kata dia, dipasok dari Sukabumi dan direbus di daerah Caringin. "Telur itu dipasarkan di Pasar Bogor dan Pasar Anyar. Pelaku kemudian menjualnya dengan harga Rp400-500 per butir," beber Maman.
Penyitaan ribuan telur busuk tersebut, berawal dari adanya laporan warga bahwa di sekitar Pasar Bogor terdapat penjual telur busuk yang telah direbus. Dalam penggeberekan, polisi berhasil menyita 4.000 telur busuk yang diangkut oleh satu mobil angkutan kota (angkot) di Pasar Bogor. "Telur yang dijual pelaku adalah telur yang gagal menetas lalu diperjualbelikan," bebernya.
Dia menambahkan , kepolisian juga sudah mengirimkan sampel telur rebus busuk kepada Badan POM dan Dinas Kesehatan untuk diuji laboratorium. "Untuk memastikan kalau telur busuk mengandung bakteri, kita perlu uji lab. Nanti hasil sampel ini sebagai bukti untuk menjerat penjual maupun pemilik usaha," lirihnya.
Sementara itu, Solahudin mengaku, sudah lima tahun menjual telur rebus busuk di Pasar Bogor. Namun, ia tidak sendiri. "Di Pasar Bogor ada sekitar 11 orang yang jualan telur ini. Ambilnya dari tempat pengolahan telur di Caringin, Kabupaten Bogor," ungkapnya.
Dalam sehari, dia mampu menjual 6.000 butir telur. Telur tersebut dijual seharga Rp500 per butir. Setiap satu butir telur dia mengambil untung Rp50. "Saya tidak mengetahui jika telur tersebut tidak layak konsumsi dan bisa menimbulkan penyakit bagi yang mengonsumsinya. Sebab, selama lima bulan saya menjual telur tidak ada keluhan dari para konsumen," ucapnya. (ent)
0 komentar:
Post a Comment