BOGOR-RADAR BOGOR, Institut Pertanian Bogor (IPB)
tengah melakukan pendataan terhadap mahasiswa yang terdampak bencana
gempa dan Tsunami di Palu, Donggala, dan Sigi, Sulawesi Tengah.
IPB akan terus melakukan upaya-upaya jangka pendek, menengah dan
jangka panjang untuk membantu mahasiswa yang keluarganya terdampak
bencana tersebut.
“IPB akan membantu mahasiswa asal Palu, Donggala dan Sigi untuk
pulang ke kampung halaman mengecek kondisi keluarganya bila ada yang
memerlukannya,” ujar Rektor IPB, Dr. Arif Satria di Kampus IPB Dramaga,
Bogor, Senin (1/10/018).
Ada beberapa langkah darurat yang sedang dilakukan IPB yakni
pendataan mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana, dan akan
memberikan beasiswa serta bantuan biaya hidup selama menempuh pendidikan
di IPB bagi yang benar terdampak seperti rumahnya hancur dan kehilangan
mata pencaharian.
“Kita coba telusuri berapa banyak dan seberapa besar masalah yang
dihadapi. Yang serius misalnya rumahnya hancur, penghidupannya
terkendala atau tidak punya pekerjaan lagi. Kita butuh sedikit waktu
untuk itu. Khusus untuk rencana kepulangan para mahasiswa ini, kita akan
lihat, apakah akan menggunakan penerbangan komersil atau kerjasama
dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara,” ujar ujar Wakil
Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB, Dr. Drajat Martianto.
Untuk mahasiswa yang terkena dampak serius, lanjutnya IPB akan
berupaya mencarikan sumber beasiswa yang ada untuk kelangsungan studi di
IPB maupun biaya hidup selama di Bogor. “Maka dari itu, pendataan ini
sangat penting karena kita tidak mau salah sasaran,” pungkasnya.
Menurutnya, melalui pemberitaan di media, Menristekdikti sudah
memberikan komitmen untuk memberikan beasiswa kepada mahasiswa dari
Palu, Donggala dan Sigi. IPB akan membantu menelusuri itu. Beasiswa apa,
prosesnya bagaimana, syaratnya bagaimana, IPB akan bantu tindak
lanjuti.
Dalam jangka panjang, IPB akan ikut berperan dalam mitigasi bencana
sampai recovery, menghidupkan dan mengembangkan potensi pertanian,
peternakan dan perikanan di Palu, Donggala dan Sigi pasca gempa,
termasuk memberikan masukan dalam resettlement untuk wilayah-wilayah
rawan pergeseran lahan.
“IPB diharapkan berperan melalui Pusat Studi Bencana dan Pusat-Pusat
Studi di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) untuk ke depan membantu merevitalisasi pertanian, perikanan dan
peternakan di Palu, Donggala dan Sigi. IPB akan fokus pada tahap kedua
yakni pada community development. Kita akan manfaatkan data dari
berbagai pusat studi di IPB untuk melakukan kegiatan penanganan pasca
gempa di sana,” ujarnya.
Saat ini IPB juga mendorong penggalangan dana dan mencoba mengirimkan
bantuan kepada korban bencana. Selain itu, IPB juga berupaya mengajak
seluruh Perguruan Tinggi, terutama Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum
(PTN BH) untuk bersinergi membantu masyarakat di lokasi bencana
memanfaatkan seluruh tenaga ahli dan fasilitas serta data dan informasi
yang dimiliki untuk bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat
mempercepat recovery.
Kepedulian dan dukungan Perguruan Tinggi ini sangat penting karena
masalah yang dihadapi sangat kompleks dan memerlukan pendekatan
multidisplin untuk mengatasinya.
IPB juga siap menerima mahasiswa Universitas Tadulako yang terkena
dampak gempa untuk mengikuti pendidikan di IPB melalui skema credit
earning secara gratis (bebas UKT) untuk program studi yang relevan. Mata
Kuliah yang diambil nantinya dapat diakui di Universitas Tadulako.
Mekanisme mengenai hal ini akan dibicarakan dengan Pihak Universitas
Tadulako. (zul)
Tuesday, 2 October 2018
Home »
» IPB Fasilitasi Mahasiswa Terdampak Gempa dan Tsunami Palu untuk Menengok Keluarganya
0 komentar:
Post a Comment