Banner 1

Thursday, 25 October 2018

Bencana Pergerakan Tanah di Babakanmadang Masih Mengancam, Warga Pilih Tetap Bertahan

BOGOR – RADAR BOGOR, Pergerakan tanah di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor hingga kini masih mengancam.
Meski begitu, warga sekitar lokasi pergerakan tanah memilih tetap bertahan. Selain kondisi rumah yang hanya mengalami retakan kecil, warga juga tidak tahu harus mengungsi kemana.
Camat Babakan Madang, Yudi Santosa mengatakan berdasarkan pengecekannya, 25 rumah yang terdampak  hanya mengalami retakan yang tidak cukup berarti. “Yang paling parah adalah masjid. Karena banyak retakan di dalamnya,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Nah, untuk mencegah belahan tanah sebesar 50 centimeter x 50 meter itu berubah menjadi longsoran, perlu dibangunan turap.
Seperti diektahui, letak 25 rumah dan satu masjid yang terdampak retakan berada  di atas tebingan dengan tinggi sekitar 15 meter.
“Antisipasinya perlu dibuatkan turap dengan luas sekitar 2.250 meter persegi,”  bebernya.
Meski begitu,  pihaknya akan terlebih dulu meminta kajian dari developer perumahan PT Sentul Alaya yang proyeknya disebut-sebut sebagai penyebab pergerekan tanah.
“Saya mendorong untuk masyarakat yang di atas bisa aman, dan untuk yang dibawah yaitu calon penghuni Alaya juga aman,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) PT Sentul City, Alfian Mujani menegaskan bahwa PT Sentul Alaya bukan merupakan anak perusahaan dari PT Sentul City.
Meski begitu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Sentul Alaya dan memutuskan untuk urun rembuk menyelesaikan permasalahan yang ada di Desa Cijayanti.
“Yang harus segera dilakukan sekarang adalah memperkuat struktur tanah di bawah kan, misalnya masang turap. Kemudian menutup bagian atas yang retak dengan terpal supaya air tidak masuk,” terangnya.
Jika tindakan itu dirasa tidak cukup, pihaknya siap memindahkan warga yang tinggal di 25 rumah terdampak ke perumahan Sentul City. Warga diperkenankan pindah sementara untuk menghindari adanya kemungkinan ancaman longsor akibat hujan besar.
“Kita akan menawarkan itu kalau warga mau dan muspika setuju, ya kita lakukan pemindahan itu. Air ada listrik ada enggak perlu bayar,” ujarnya.
Meski berbeda perusahaan, menurutnya peristiwa yang terjadi di Desa Cijayanti itu berpotensi memberikan sentimen negatif bagi PT Sentul City karena letaknya yang ada di Kawasan Sentul City.
“Berpotensi juga mengancam keselamatan warga di sana. Kita merasa terpanggil secara kemanusiaan untuk ikut itu,” kata Alfian.
Sejatinya, selain kawasan Babakan Madang, masih ada 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor  rawan pergerakan tanah.
Jumlah itu berdasakan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Ke-21 kecamatan tersebut diantaranya; Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampe, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol dan Kemang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Koesparmanto mengingatkan bulan ini  merupakan musim penghujan yang memiliki potensi bencana longsor sangat tinggi. “Banjir, puting beliung juga tinggi. Terutama kalau longsor di hunian yang ada di tebingan,” katanya.
Karenanya, dia memastikan, saat turun hujan, anggota BPBD sudah selalu siaga mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. “Kami selalu monitor kalau hujan turun. Selalu siap memantau informasi dari masyarakat,” tukasnya. (fik/d)

0 komentar:

Post a Comment