BOGOR – RADAR BOGOR, Pergerakan tanah di Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor hingga kini masih mengancam.
Meski begitu, warga sekitar lokasi pergerakan tanah memilih tetap
bertahan. Selain kondisi rumah yang hanya mengalami retakan kecil, warga
juga tidak tahu harus mengungsi kemana.
Camat Babakan Madang, Yudi Santosa mengatakan berdasarkan
pengecekannya, 25 rumah yang terdampak hanya mengalami retakan yang
tidak cukup berarti. “Yang paling parah adalah masjid. Karena banyak
retakan di dalamnya,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Nah, untuk mencegah belahan tanah sebesar 50 centimeter x 50 meter itu berubah menjadi longsoran, perlu dibangunan turap.
Seperti diektahui, letak 25 rumah dan satu masjid yang terdampak
retakan berada di atas tebingan dengan tinggi sekitar 15 meter.
“Antisipasinya perlu dibuatkan turap dengan luas sekitar 2.250 meter persegi,” bebernya.
Meski begitu, pihaknya akan terlebih dulu meminta kajian dari
developer perumahan PT Sentul Alaya yang proyeknya disebut-sebut sebagai
penyebab pergerekan tanah.
“Saya mendorong untuk masyarakat yang di atas bisa aman, dan untuk yang dibawah yaitu calon penghuni Alaya juga aman,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara (Jubir) PT Sentul City, Alfian Mujani
menegaskan bahwa PT Sentul Alaya bukan merupakan anak perusahaan dari PT
Sentul City.
Meski begitu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Sentul Alaya dan
memutuskan untuk urun rembuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
Desa Cijayanti.
“Yang harus segera dilakukan sekarang adalah memperkuat struktur
tanah di bawah kan, misalnya masang turap. Kemudian menutup bagian atas
yang retak dengan terpal supaya air tidak masuk,” terangnya.
Jika tindakan itu dirasa tidak cukup, pihaknya siap memindahkan warga
yang tinggal di 25 rumah terdampak ke perumahan Sentul City. Warga
diperkenankan pindah sementara untuk menghindari adanya kemungkinan
ancaman longsor akibat hujan besar.
“Kita akan menawarkan itu kalau warga mau dan muspika setuju, ya kita
lakukan pemindahan itu. Air ada listrik ada enggak perlu bayar,”
ujarnya.
Meski berbeda perusahaan, menurutnya peristiwa yang terjadi di Desa
Cijayanti itu berpotensi memberikan sentimen negatif bagi PT Sentul City
karena letaknya yang ada di Kawasan Sentul City.
“Berpotensi juga mengancam keselamatan warga di sana. Kita merasa terpanggil secara kemanusiaan untuk ikut itu,” kata Alfian.
Sejatinya, selain kawasan Babakan Madang, masih ada 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor rawan pergerakan tanah.
Jumlah itu berdasakan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (PVMBG). Ke-21 kecamatan tersebut diantaranya;
Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampe, Ciawi, Cibinong, Cibungbulang,
Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng,
Citeureup, Dramaga, Gunungputri, Gunungsindur, Jasinga, Jonggol dan
Kemang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor
Koesparmanto mengingatkan bulan ini merupakan musim penghujan yang
memiliki potensi bencana longsor sangat tinggi. “Banjir, puting beliung
juga tinggi. Terutama kalau longsor di hunian yang ada di tebingan,”
katanya.
Karenanya, dia memastikan, saat turun hujan, anggota BPBD sudah
selalu siaga mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. “Kami selalu
monitor kalau hujan turun. Selalu siap memantau informasi dari
masyarakat,” tukasnya. (fik/d)
Thursday, 25 October 2018
Home »
» Bencana Pergerakan Tanah di Babakanmadang Masih Mengancam, Warga Pilih Tetap Bertahan
0 komentar:
Post a Comment