Wednesday, 22 November 2017
Pengemudi Ojek Online di Kota Bandung Keluhkan Kekerasan
BANDUNG – Ratusan pengemudi transportasi berbasis online meminta pemerintah segera bersikap dengan aksi kekerasan yang kerap menimpa mereka. Keluhan itu disampaikan dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (20/11/17).
Koordinator aksi, Andrian Mulya Putra mengaku sejumlah kekerasan terhadap pengendara transportasi online di berbagai daerah masih banyak ditemukan.
“Jumlahnya banyak, kami meminta sebuah kesamaan perlakuan, intimidasi dan kekerasan tidak boleh terjadi lagi, ” katanya.
Ia menilai, jika terus dibiarkan dan tidak ada sikap tegas dari pihak pemerintah dan kepolisian, kekerasan akan terus terjadi. Intimidasi pun membuat pengendara online tidak tenang dalam mencari nafkah.
Ia menyebut, pasca dikeluarkannya Peraturan Menteri (PM) Nomor 108 Tahun 2017 tentang Angkutan Orang Tidak dalam Trayek, masih terjadi kekerasan di sejumlah daerah di Kota Bandung.
Bandung Timur, kata dia, masih menjadi daerah dengan angka kekerasan terhadap pelaku transportasi berbasis online oleh oknum pelaku transportasi konvensional.
“Di Cileunyi, terjadi pada roda empat dan roda dua, empat orang di pukuli, bahkan motornya di rusak, di depan AMC Cileunyi,” ungkapnya.19.30
Tuntutan lain yang disampaikan terkait regulasi yang menyatakan pelaku jasa transportasi online harus berada dibawah Organda dan atau organisasi sejenis lainnya. Aturab itu membuat perkembangan dan kemajuan transportasi akan kembali mundur.
“Badan hukumnya, di koperasi, udah ada yang melakukan oleh kawan-kawan kami, tapi malah diarahkan menjadi di bawah organda,” ucapnya.
(RBD/bbb/pojokjabar)
Sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment