Banner 1

Monday, 13 November 2017

Naning Daningsih ”Pahlawan” Baru Bogor, Tetap Mengajar Meski Lumpuh


Sosok wanita 56 tahun Naning Daningsih sangat menginspirasi. Meski dalam kondisi lumpuh, dia tetap mengajar anak-anak. Wanita kuat asal Kota Bogor ini mengabdikan hidupnya untuk pendidikan.

Ia pun tampak tegar dan bersemangat melangkahkan kakinya menuju SDN Ciranjang Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan dibantu anaknya, juma’t (10/11/17).

Dengan menahan sakit, ia berusaha menemui murid-murid yang sudah menunggunya di dalam ruang kelas. Meski kakinya lumpuh akibat diabetes yang menyerangnya sejak awal tahun 2017, dia masih tetap memiliki semangat tinggi untuk mengajar. Di sela-sela kegiatannya kemarin, Naning merasa terharu karena didatangi orang nomor satu Kota Bogor, Bima Arya.

Dikelilingi sejumlah guru  Bima bertanya kepada Naning, mengapa dalam kondisi seperti ini masih mengajar? Dia mengaku  belum saatnya dia berhenti mengajar dan meninggalkan anak didiknya. Sontak jawaban tersebut pun membuat haru para tenaga pendidik yang turut melihat dan mendengar.

Bima pun masuk ke dalam kelas Naning yang saat itu didampingi oleh anak laki-lakinya, Adi Maulana Yusuf. Di dalam kelas, Adi berperan sebagai penulis materi di papan tulis, sembari menjelaskan. Naning juga sesekali menjelaskan materi kepada anak didiknya walaupun volume suaranya tidak maksimal. “Saya sakit diabetes, saat Januari kemarin.

Kadar gula saya mencapai 400. Makanya langsung periksa ke Puskesmas Bogor Selatan dan menjalani rawat jalan,” bebernya kepada Radar Bogor usai dikunjungi wali kota.

Dari situlah, kaki kirinya sulit digerakan untuk berjalan. Begitu juga suaranya yang semakin mengecil. Itu diperparah dengan  tangan kirinya yang sering sakit-sakitan.

Namun, kondisi ini tidak membuatnya drop dan memilih beristirahat. Wanita yang telah mengajar sejak tahun 1983 ini tetap semangat meski memerlukan bantuan sang anak dalam memberikan pengajaran di kelas.

Menurut ibu lima anak tersebut, profesinya sebagai guru memiliki tanggungjawab yang besar dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja selagi dia masih bisa berjalan. Ia  sangat senang,  mendapatkan kemudahan mengajar dengan memperkerjakan anaknya untuk membantu.

Apalagi ditengok Bima Arya yang selama ini hanya ia liat di sejumlah media cetak saja. “Saya sangat senang, Pak Wali bisa hadir melihat, masuk dalam kelas saya, melihat kondisi disini,” tutunya.

Ia hanya berpesan agar wali kota bisa terus memperjuangkan dan memperhatikan kesejahteraan guru-guru yang benar-benar mengabdi dan mendidik para generasi muda Indonesia khususnya Kota Bogor.

Sementara, mendampingi sang Ibu, Adi Maulana Yusuf yang saat ini juga mengajar di mengaji warga sekitar rumahnya mengaku, sangat terharu, meski kondisi ibunya yang lumpuh, namun mau dikunjungi oleh wali kota.

Anak keempat dari lima bersaudara itu mengaku mendapatkan energi semangat setiap hari untuk membantu ibunya mengajar melalui semangat sang ibu. “Saya sebagai anak merasa semangat dari semangatnya ibu mengajar menjalankan tanggungjawabnya,” ucap Adi.

Ia juga sangat merasakan bahwa tanggung jawab seorang guru sangat besar. “Selagi ibu saya bilang belum menyerah mengabdi kepada negara sebagai pendidik, saya sebagai anak wajib membantu,” tegasnya.

Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, sosok Naning, memperlihatkan sosok yang sesungguhnya pahlawan tanpa tanda saja. Ini juga harus menjadi contoh bagi semua guru yang memiliki kesehatan lebih baik dari Naning untuk tidak bermalas-malasan mendidik anak.

“Harus dijadikan sebuah contoh bagaimana dengan keterbatasannya ia tetap mengajar tidak beristirahat, apalagi yang sehat harus lebih baik semangatnya. Harusnya kita malu, dengan melihat kondisi Bu Naning seperti itu masih semangat, kita yang sehat kadang suka malas,” beber Bima.

Mengapresiasi semangat Naning, pemkot pun memberikan sebuah tanda jasa, serta mengkoordinasi dengan puskesmas dan dinas kesehatan untuk lebih memperhatikan kondisi dan mengontrol perkembangannya secara berkala.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment