Tuesday, 14 November 2017
Home »
metropolitan
» Mengunjungi Museum Peta di Kota Bogor, Rutin Perawatan Khusus Agar Tak Rusak
Mengunjungi Museum Peta di Kota Bogor, Rutin Perawatan Khusus Agar Tak Rusak
Merawat benda-benda dengan nilai sejarah bukan soal mudah. Apalagi, dengan jumlah yang tak sedikit. Seperti barang peninggalan peperangan yang ada di Musem Pembela Tanah Air (Peta) Jalan Jenderal Sudirman. Tapi, Kepala Museum Peta, Kapten Inf Hendra Firdaus punya cara sendiri. Seperti apa?
Peta merupakan kesatuan militer yang dibentuk Jepang pada Oktober 1943. Pelatihan pasukan dipusatkan di kompleks militer Bogor yang diberi nama Jawa Bo-ei Giyûgun Kanbu Resentai.
Pihak Indonesia memanfaatkan PETA sebagai cikal bakal kekuatan militer dan media untuk meraih kemerdekaan. Museum ini, diresmikan Desember 1995 oleh Presiden Soeharto.
Belakang lorong di antara kedua gedung museum, tampak monumen patung Jenderal Sudirman yang merupakan salah satu perwira lulusan PETA diapit dua meriam.
Di sebelah dalam dinding berbentuk setengah lingkaran tercantum nama-nama perwira tentara PETA dari seluruh Jawa, Madura dan Bali, serta Sumatera. Dalam dua ruangan museum dilengkapi 14 diorama yang menggambarkan adegan dari perjalanan sejarah PETA.
Menariknya, di salah satu lemari kaca ada atribut prajurit Peta yang terdiri dari satu stel baju lengkap dengan topi dan ikat pinggang, sepatu lars panjang, dan satu buah pedang katana.
Selain itu, ada sekitar 360 pucuk senjata dipamerkan di ruangan Musem Peta. Kapten Inf Hendra bersama tim punya cara sendiri untuk membuat benda-benda bersejarah itu dalam kondisi prima.
“Ada upaya dari kami, baik secara kedinasan dalam perawatan nmuseum ini yang bergulir secara triwulan. Perawatan secara rutin seperti kebersihan dan sebagainya, ada juga yang dinamakan fungigasi,” jelasnya saat ditemui Radar Bogor.
Metode perawatan tersebut, dilakukan untuk benda-benda yang terbuat dari kain maupun kertas. Sebab, jika dibersihkan dengan cara dicuci tidak akan bisa bertahan lama. Caranya, yaitu dengan pengasapan yang berasal dari zat kimia.
Sementara, untuk benda-benda yang terbuat dari bahan besi ataupun kertas, perawatannya dengan diolesi cairan khusus. “Sementara besi dan sebagainya kami menggunakan minyak. Contohnya senjata. Kalau bahan kayu menggunakan polis. Paling lama enam bulan sekali perawatannya,” ungkap dia.
Selain itu, bangunan museum yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman sudah berdiri kokoh sejak tahun 1745 atau berumur 272 tahun menjadi perhatiannya. “Kalau dalam merawat cukup riskan. Bayangkan, berapa ratus tahun gedung ini masih bisa berdiri,” kata Kapten Inf Hendra.
Peta memang merupakan salah satu dari lima museum yang dimiliki Markas Besar Angkatan Darat dan dikelola Dinas Sejarah Angkatan Darat.
Empat Musem lainnya antara lain, Museum Jenderal Sudirman, Musem Darma Wiratama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Museum Ahmad Yani dan Musem Jenderal Nasution di DKI Jakarta.
Sebelum menjadi Musem Peta, sempat dijadikan tempat terbentuknya tentara Peta. “Di sini awal terbentuk tentara yang teknis bertempurnya sudah modern karena dididik Jepang. Di sini, khusus pendidikan para perwira,” tandasnya.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment