Banner 1

Monday, 13 November 2017

Geng Motor Kembali Berulah, Pelajar Bogor Tewas Dibacok


Aksi nekat geng motor kembali terjadi di Bogor. Juan Gibran Harefa (16), pemuda Desa Pedurenan, Kecamatan Gunungsindur, Kabupaten Bogor, meregang nyawa akibat dibacok dua orang tak dikenal saat berkonvoi dengan sembilan temannya, Kamis (9/11/17).

Gibran tewas bersimbah darah lantaran diduga terkena sabetan senjata tajam di bagian pinggang kanannya. Informasi yang dihimpun Metropolitan (Pojoksatu.id Group), peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18:30 WIB. 


Ketika itu korban dibonceng rekannya, Gugun (17), mengendarai motor Honda Beat warna merah dari Gunungsindur menuju Parung.Tatkala melintas di sekitaran wilayah Pedurenan untuk berhenti sejenak, korban dibacok dan dianiaya hingga nyawanya tak tertolong lagi.

“Belum sempat turun, tiba-tiba ada dua orang tidak dikenal mengendarai satu sepeda motor datang dari belakang. Seorang di antaranya langsung membacok korban. Akibatnya korban bersimbah darah,” papar Gugun seperti yang disampaikan saat memberi keterangan ke aparat polisi.

Lepas kejadian, Gugun beserta rekan korban lainnya langsung memberi pertolongan dan membawa Juan ke Rumah Sakit (RS) Insani Parung. Karena alat yang tidak memadai, korban kemudian dirujuk ke RS Duafa Kemang.

Setelah mendapat tindakan medis dari rumah sakit, korban meninggal dunia sekitar pukul 19:30 WIB. Sedangkan pelaku yang membacok korban langsung pergi mengendarai sepeda motor ke arah Parung.

Tak terima nyawa anaknya hilang, ayah korban, Sanata Harefa (42), melapor ke pihak kepolisian. Atas dasar laporan Lp/B/ /XI/2017/sektor, tanggal 10 November 2017 ini, kepolisian mengejar pelaku.

Guna melengkapi perkara Pasal 80 Ayat 3 UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, petugas Polsek Gunungsindur juga meminta keterangan rekan korban, Gugun (17), Hafiz (17) dan Riyan (16) sebagai saksi.

Wakapolsek Gunungsindur AKP Ahmad Wirjo membenarkan peristiwa tersebut. Wirjo mengaku telah mengamankan beberapa barang bukti berupa satu stel baju dan celana pramuka, sebuah sweater warna merah-hitam dan sebuah ikat pinggang.

“Semua saksi masih berstatus pelajar dan tinggal satu wilayah dengan korban. Mereka dimintai keterangan karena bersama korban saat kejadian,” katanya kepada wartawan, jumát (10/11/17).

Hingga kini pihak kepolisian masih mendalami motif di balik pembunuhan tersebut. Apalagi, menurut Wirjo, tempat kejadian perkara memang sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda di malam hari.

“Kalau malam kan suka dipakai ngetrek anak-anak muda, sebagian menimbulkan perkelahian. Bisa saja ada motif balas dendam atau memang ulah geng motor. Tapi kami masih dalami untuk memastikan motif di balik kejadian ini karena kedua pelaku masih dalam pengejaran,” tuntasnya.



sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment