BOGOR – Rumah itu bercat kuning dengan garis jendela berwarna biru yang sudah kusam. Rumah yang dihuni 9 orang itu nampak sudah begitu rapuh karena umurnya sudah lebih dari 40 tahun.
Bagian atap dapurnya sudah ditopang dua bilah bambu pajang agar tidak roboh. Di dalamnya hanya ada ruang tamu, satu kamar mandi dan dapur yang sempit serta kamar tidur. “Satu kamar untuk nenek, satunya lagi untuk istri dan anak perempuan, sedangkan saya dan lima anak lainnya tidur di ruang tamu,” ujar Acep Suratman pemilik rumah.
Rumah yang berada di RT 01/04 Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat itulah yang dikunjungi Wali Kota Bogor, Bima Arya November tahun lalu. Di daerah itu, Bima juga melihat langsung rumah milik Anta yang dihuni lima keluarga. Kondisinya lebih memprihatinkan.Malam itu karena hujan baru selesai, tiga baskom masih berjejer di ruang tamu untuk menampung tetes air hujan dari atap yang bocor. Di dalam rumah itu hanya ada lorong sempit yang disampingnya terdapat pintu bertirai yang merupakan kamar tidur dan di ujung lorong terlihat dapur dan kamar mandi yang begitu sempit.
Setiap berkunjung ke wilayah kelurahan, Bima memang selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah warga yang tergolong sebagai Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Langkah ini dilakukannya untuk mengkaji dan lebih melihat serta mendalami persoalan yang dihadapi warga.
Sekaligus untuk memberikan dukungan lebih kuat pada pelaksanaan program Bantuan Hibah Bantuan Sosial, yang antara lain diwujudkan dengan menangani perbaikan rumah-rumah yang dalam kondisi tidak layak huni.(ent)
Bagian atap dapurnya sudah ditopang dua bilah bambu pajang agar tidak roboh. Di dalamnya hanya ada ruang tamu, satu kamar mandi dan dapur yang sempit serta kamar tidur. “Satu kamar untuk nenek, satunya lagi untuk istri dan anak perempuan, sedangkan saya dan lima anak lainnya tidur di ruang tamu,” ujar Acep Suratman pemilik rumah.
Rumah yang berada di RT 01/04 Kelurahan Bubulak, Kecamatan Bogor Barat itulah yang dikunjungi Wali Kota Bogor, Bima Arya November tahun lalu. Di daerah itu, Bima juga melihat langsung rumah milik Anta yang dihuni lima keluarga. Kondisinya lebih memprihatinkan.Malam itu karena hujan baru selesai, tiga baskom masih berjejer di ruang tamu untuk menampung tetes air hujan dari atap yang bocor. Di dalam rumah itu hanya ada lorong sempit yang disampingnya terdapat pintu bertirai yang merupakan kamar tidur dan di ujung lorong terlihat dapur dan kamar mandi yang begitu sempit.
Setiap berkunjung ke wilayah kelurahan, Bima memang selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah warga yang tergolong sebagai Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Langkah ini dilakukannya untuk mengkaji dan lebih melihat serta mendalami persoalan yang dihadapi warga.
Sekaligus untuk memberikan dukungan lebih kuat pada pelaksanaan program Bantuan Hibah Bantuan Sosial, yang antara lain diwujudkan dengan menangani perbaikan rumah-rumah yang dalam kondisi tidak layak huni.(ent)
0 komentar:
Post a Comment