BOGOR – Semua orang pastinya punya kisah masa kecil. Sebagian kisah itu berasal dari Kebun Raya Bogor (KRB). KRB seakan menyatu dengan cerita masa kecil warga Kota Hujan.
Namun, tahukah Anda, 18 Mei 2017 mendatang Kebun Raya Bogor genap berusia dua abad.
Nah, di momentum ini, apa salahnya kita lebih dekat dengan KRB, yang ternyata menyimpan sejumlah tempat unik, selfie-able, yang belum banyak diketahui orang.
Sebut saja, Taman Meksiko dan Pohon Cinta atau Pohon Jodoh.
Bukan rahasia umum lagi, banyak pasangan yang urung mengunjungi Kebun Raya Bogor karena mitos di Jembatan Putus Cinta.
taman-meksiko
Taman Meksiko mencirikan tumbuhan gurun yang mampu hidup di kawasan lembap.
Padahal, tak jauh dari jembatan tersebut terdapat sepasang pohon jodoh. Pohon ini adalah pohon meranti tembaga dan beringin putih.
Keduanya berdampingan dengan tekstur yang berbeda. Satu berwarna kehitaman dan satunya lagi putih. Sehingga memunculkan spekulasi bahwa itu pohon yang berpasangan, satu laki-laki dan satu perempuan.
Menurut cerita staf pemandu Kebun Raya, Iteng Dayana, julukan kedua pohon tersebut sudah sangat lama. Bahkan, sejak dirinya masuk dan menjadi karyawan di Kebun Raya pun pohon tersebut sudah dikatakan pohon jodoh.
“Saya masuk 1987 istilah itu sudah ada,” ucapnya.
Kata Iteng, penamaan pohon jodoh merupakan murni dari sebutan para pengunjung yang sampai kepada telinga oraang-orang Kebun Raya.(ent)
Namun, tahukah Anda, 18 Mei 2017 mendatang Kebun Raya Bogor genap berusia dua abad.
Nah, di momentum ini, apa salahnya kita lebih dekat dengan KRB, yang ternyata menyimpan sejumlah tempat unik, selfie-able, yang belum banyak diketahui orang.
Sebut saja, Taman Meksiko dan Pohon Cinta atau Pohon Jodoh.
Bukan rahasia umum lagi, banyak pasangan yang urung mengunjungi Kebun Raya Bogor karena mitos di Jembatan Putus Cinta.
taman-meksiko
Taman Meksiko mencirikan tumbuhan gurun yang mampu hidup di kawasan lembap.
Padahal, tak jauh dari jembatan tersebut terdapat sepasang pohon jodoh. Pohon ini adalah pohon meranti tembaga dan beringin putih.
Keduanya berdampingan dengan tekstur yang berbeda. Satu berwarna kehitaman dan satunya lagi putih. Sehingga memunculkan spekulasi bahwa itu pohon yang berpasangan, satu laki-laki dan satu perempuan.
Menurut cerita staf pemandu Kebun Raya, Iteng Dayana, julukan kedua pohon tersebut sudah sangat lama. Bahkan, sejak dirinya masuk dan menjadi karyawan di Kebun Raya pun pohon tersebut sudah dikatakan pohon jodoh.
“Saya masuk 1987 istilah itu sudah ada,” ucapnya.
Kata Iteng, penamaan pohon jodoh merupakan murni dari sebutan para pengunjung yang sampai kepada telinga oraang-orang Kebun Raya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment