BOGOR – Rusaknya Jalan Raya Letda Nasir yang menghubungkan Desa Cikeas Udik dan Nagrak, tidak hanya menimbulkan kerugian bagi pengendara dan warga. Kondisi itu juga memicu kecumburuan sosial antar wilayah.
Warga menduga lambanya pembangunan jalan itu akibat dana pemerintah Kabupaten Bogor, difokuskan pada pembangunan wilayah lain, seperti Kecamatan Jasinga, Cigudek, Leuwiliang, dan Daerah Barat lainnya.
Tokoh Pemuda Gunungputri, Dede Ibnu Arifin menilai, telah terjadi tebang pilih pembangunan. Khusus di Bogor Timur, yang terkesan didiskriditkan.
Salah satunya Jalan Raya Letda Nasir di Desa Wanaherang peyambung Desa Cikeas Udik dan Desa Nagrak.
“Ini jalan Kabupaten Bogor, tiap tahun tidak ada perubahan. Hanya di tambal tidak pernah ditingkatkan. Sementara Barat, begitu gencar pemerintah membangun,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor terbesar berasal dari daerah Timur, salah satunya Kecamatan Gunungputri.
“Kami tidak berharap lebih, hanya minta pembangun merata,” terangnya.(ent)
Warga menduga lambanya pembangunan jalan itu akibat dana pemerintah Kabupaten Bogor, difokuskan pada pembangunan wilayah lain, seperti Kecamatan Jasinga, Cigudek, Leuwiliang, dan Daerah Barat lainnya.
Tokoh Pemuda Gunungputri, Dede Ibnu Arifin menilai, telah terjadi tebang pilih pembangunan. Khusus di Bogor Timur, yang terkesan didiskriditkan.
Salah satunya Jalan Raya Letda Nasir di Desa Wanaherang peyambung Desa Cikeas Udik dan Desa Nagrak.
“Ini jalan Kabupaten Bogor, tiap tahun tidak ada perubahan. Hanya di tambal tidak pernah ditingkatkan. Sementara Barat, begitu gencar pemerintah membangun,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor terbesar berasal dari daerah Timur, salah satunya Kecamatan Gunungputri.
“Kami tidak berharap lebih, hanya minta pembangun merata,” terangnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment