Wednesday, 15 November 2017
Para Driver Ojol Protes Tarif Rp1.600 Perkilo
DEPOK – Pemberlakukan tarif baru Rp1.600 perkilometer (Km) membuat rugi ojek online (Ojol), khususnya Go Jek. Pengemudi menilai dengan adanya tarif tersebut membuat ojol tidak setuju. Malah, bila tak ada perubahan Go Jek siap turun kejalan memprotes kebijakan tersebut.
Aziz pengemudi Go Jek asal Depok mengatakan, tidak setuju dan keberatan dengan penetapan argo baru tersebut. Menurutnya hal tersebut terbilang dapat menyusahkan pengemudi di era saat ini.
“Sebenarnya kami keberatan dengan argo segitu, secara sekarang apa-apa mahal,” kata Aziz saat dikonfirmasi Radar Depok (Pojoksatu.id Group), Senin (13/11/2017).
Aziz mengatakan, pihaknya telah melayangkan surat keberatannya terhadap pemberlakuan tarif baru tersebut ke Kantor Go Jek Indonesia pada tanggal 9 November lalu. “Kami sudah melayangkan surat untuk kantor Go Jek tertanggal 9 kemaren,” terang Aziz.
Kini pihaknya hanya menunggu terkait tanggapan surat tersebut selama 14 hari semenjak dilayangkan surat tersebut. Apabila tak ada perubahan setelah adanya pelayangan surat tersebut, pihaknya akan melakukan aksi bersama ratusan pengemudi Go Jek.
“Kami tunggu 14 hari dari tanggal 9, jika tak ada perubahan kami akan turun ke jalan,” pungkasnya.
Tak hanya di Depok, pengemudi Go Jek dari daerah lain pun turut keberatan dengan pemberlakuan tarif baru tersebut, seperti yang diungkapkan oleh Alif driver Go Jek dari Bandung. Ia pun mengungkapkan kekesalannya dengan penerapan tarif baru tersebut.
Alif mengatakan, dengan pemberlakuan tarif baru tersebut, turut menurunkan pendapatannya sebagai pengemudi ojek online. Selain penurunan tarif, performanya sebagai pengemudi juga digenjot dari yang sebelumnya 40% kini harus 55%.
“Jika kita tidak mencapai 55% performa, bonus kita tidak bakal cair,” kata Alif.
Bonus selama 14 kali ia mengangkut penumpang hanya mendapatkan Rp15.000. Rata-rata ia mendapatkan penumpang dengan tarif Rp8000 per trip. Sehingga ia mendapatkan Rp127.000 ditambah bonus. “Belum di potong bensin dan sebagainya, pendapatan Rp127.000 itu kotor,” bebernya.
Menurutnya, selaku driver Go Jek dirinya tidak merasakan bahagia melainkan tertindas dengan kebijakan baru tersebut. Alif berharap, PT. Go Jek Indonesia dapat memikirkan para pengemudinya dengan mengembalikan tarif dengan semula.
“Resiko kami di jalan gede, hujan, panas. Kalau Gofood ngadepin CS yang ngebatalin order biaya antar Rp8.000 belum di potong parkir Rp2.000 jadi pendapatan cuma Rp6.000, belum lagi kalau CS memberi bintang 1 atau 2 kita yang di Suspen,” beber Alif.
Tak hanya itu, ia juga masih harus menghadapi teror dari ojek pangkalan dan sopir angkot. “Apa ada pihak kantor yang tanggung awab kalau kita di kroyok ojek pangkalan, atau kita kecelakaan di jalan,” pungkas Alif.
Pengemudi lain, Herdy mengatakan, tarif saat ini tidak sesuai dengan resiko yang ada di jalan. Selain itu juga dengan adanya sistem performa menjadikan driver merasa seperti kejar target. Padahal, menurutnya, driver hanya mitra bukan karyawan.
“Kami ini mitra yang dengan sangat mudahnya bisa di pecat kalau ada keluhan dari custemer, sementara kita setiap ada keluhan terhadap kantor ataupun customer tidak pernah ditanggapi,” keluh Herdy.
(RD/ade/pojokjabar)
Sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment