Monday, 13 November 2017
Home »
metropolitan
» KPJ dan Disparbud Kota Bogor Pamerkan Koleksi Karya Seni Anak Jalanan
KPJ dan Disparbud Kota Bogor Pamerkan Koleksi Karya Seni Anak Jalanan
Mengakomodir karya seni anak jalanan di Kota Bogor, yayasan Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, mengadakan Ngariung Sauyunan Dina Karya, di mal Lippo Keboen Raya, jumát (10/11/17).
Ketua Panitia Rizal Ucok mengatakan, acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan menyambut hari ulang tahun KPJ pada 14 November mendatang.
“Yayasan ini awalnya mewadahi karya anak-anak jalanan di Kota Bogor, baik pelukis ataupun pengamen, supaya bisa naik level, punya eksklusifitas, dan memunculkan karya mereka pada tempatnya dan jadi sesuatu yang membanggakan,” katanya.
Acara ini kata dia, menampilkan sekitar 125 lukisan dari 53 pelukis yang biasa ‘mangkal’ di seputaran Kebun Raya Bogor. “Ada teman-teman dari Dapur Pelukis Bogor, Forum Komunikasi Seniman Bogor, dan yang lainnya. Difasilitasi Lippo Mal, kami bisa mengekspresikan karya kami di dua lantai disini. Terima kasih untuk apresiasi dari Lippo Mal,” bebernya.
Sementara, Kepala Disparbud Kota Bogor Shahlan Rasyidi, memberikan apresiasi terhadap kegiatan pameran tersebut, karena menjadi wadah yang tepat untuk menampilkan karya lukis dari pelukis jalanan di sekitaran Kota Hujan.
“Acara ini membuka mata masyarakat Kota Bogor jika karya seni dari jalanan bisa naik level dan jadi karya luar biasa. Banyak dari hasil karya pelukis-pelukis disini yang dilirik pejabat lokal bahkan orang asing. Ini luar biasa,” ungkapnya.
Menurutnya, ada tiga lukisan pada pameran kali ini yang dianggap luar biasa dan punya keunikan tersendiri. “Secara umum, semua hasil karya yang dipajang itu bagus-bagus, punya cara dan keunikan tersendiri.
Tapi ada tiga yang menarik perhatian saya, diantaranya ada satu lukisan yang saya kira terbuat dari alumunium, ternyata itu bahannya dari limbah strereofoam dan plastik. Tapi terlihat seperti dari logam, tidak sangka itu dari limbah,” pungkasnya.
Yang kedua, sambung Shahlan, ada lukisan dari bakaran kayu yang membentuk gambar rusa dan terakhir, ada lukisan berbahan utama pelepah pisang. “Saya kaget ternyata lukisan uncal (rusa dalam bahasa sunda, red) itu dari kayu yang dibakar, itu unik.
Satu lagi yang dari pelepah pisang, bisa sangat halus, tidak terasa seperti dari pelepah pisang. Saya pribadi ingin belajar cara-cara lukis unik tersebut,” tandas Shahlan.
sumber:pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment