Banner 1

Monday, 6 November 2017

Akses Jalan di Belakang Stasiun Tambun Ditutup, PT KAI Diprotes


TAMBUN SELATAN – Warga Kampung Kobak Desa Mekarsari, memprotes pihak PT Kerata Api Indonesia (KAI) yang menutup akses jalan di belakang Stasiun Tambun, Kabupaten Bekasi, Jumat (3/11/2017).

Saat akses jalan warga yang melintasi rel kereta api tersebut dibuka, selain menumbuhkan perekonomian masyarakat, juga memudahkan anak sekolah yang berjalan lebih dekat.

Hal ini dikatakan salah satu warga, Shobirin (39). Ia menjelaskan, sejak akses jalan itu ditutup oleh PT KAI, mata pencaharian puluhan pedagang dan tukang parkir tidak ada lagi.

“Kami paham hal tersebut menyangkut keselamatan warga, namun disisi lain, perekonomian warga menjadi terganggu,” ujar pria yang juga berdagang disekitar lokasi tersebut.

Menurut Shobirin, sebelum akses jalan ditutup ia bisa mendapat omset sebesar Rp500-Rp600ribu per hari. Namun semenjak ditutup turun drastis menjadi Rp100-Rp150 ribu. Kata dia, hal tersebut sama saja mematikan mata pencaharian warga.

“Yang namanya dekat dengan stasiun, sudah pasti banyak yang bisa dilakukan warga sekitar. Tapi kalau sudah ditutup seperti ini, apa yang bisa dilakukan warga?. Kami berharap, ada kebijakan untuk dibuka lagi,” imbuhnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Daris yang melakukan survei langsung ke Stasiun Tambun, Jumat (3/11/2017), mendukung masyarakat supaya PT KAI untuk membuka pagar sebagai akses jalan.

“Memang sebelumnya ada akses pintu masuk, cuma sekarang ditutup oleh pihak PT KAI dan dipindahkan jadi lebih jauh, sedangkan banyak warga sekitar yang berjualan, tukang ojek, dan juga pengguna kereta api sendiri yang mengeluhkan pintu akses masuk itu terlalu jauh dan membuat warga kesulitan,” terang Daris.

Namun kata Daris, pihaknya sudah berdiskusi dengan pengelola Stasiun Tambun terkait keluhan warga. Ia menerangkan, pihak stasiun melakukan penutupan atas dasar aspek keamanan.

“Mereka mengambil langkah tersebut berdasarkan faktor keamanan, tidak semata-mata ditutup begitu saja. Kami dari DPRD berusaha memberikan jalur penengah bersama Kepala Desa, termasuk camat, dan ini harus ada solusi agar aspirasi masyarakat bisa terakomodir,” ujar Daris.

Maka Daris sudah meminta kepada PT KAI melalui pengelola Stasiun Tambun, agar membuatkan akses pintu masuk disebelah utara. Selain untuk memudahkan masyarakat yang ingin menggunakan jasa KRL, warga sekitar juga nantinya akan diuntungkan dengan keberadaan akses pintu tersebut.

“Kami sudah berbicara dengan pihak pengelola Stasiun Tambun, sekaligus mengusulkan agar akses jalan dibuat menjadi dua pintu, yakni sisi utara dan selatan. Kami juga akan menyurati PT KAI untuk melihat aspek sosial ekonomi masyarakat yang berada disekitar stasiun,” tandasnya.
(and)


sumber:pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment