Banner 1

Thursday, 4 October 2018

Terkait Kompetisi Usia Muda, Ini Keinginan Sekjen PSSI

JawaPos.com - Sekjen PSSI, Ratu Tisha, menilai kompetisi sepak bola di usia muda belum terstruktur secara baik. Alhasil performa para pemain muda yang tergabung dalam Timnas kurang stabil. 

"Jadi posisinya saat ini dalam kompetisi kita sebelumnya ada elite pro akademik. Namun belum ada pemisahan antara usia muda yang belum belajar sepak bola dan yang sudah bagus," ucap Ratu Tisha, Rabu (3/10) di Gedung Kemenpora, Senayan.
Akibatnya para pemain Timnas junior setelah mengikuti kompetisi akan kembali bermain dengan para pemain yang jauh di bawah. Hal ini tentunya merugikan para pemain yang sudah pernah masuk ke Timnas junior. 

"Ibarat sekolah, tidak ada pemisahan kelas biasa dan kelas unggulan. Semua bercampur menjadi satu. Pada akhirnya perkembangan kualitas level permainan tidak dapat naik karena tidak ada rival yang sejajar," ujarnya.
Tidak hanya itu saja, Ratu Tisha menilai untuk menjadi pemain Timnas tidak cukup hanya dari ajang pencarian bakat saja. Namun juga memerlukan jenjang tahap agar tercipta pemain yang berkualitas. 

Dalam PSSI terdapat dua tahap kompetisi pemain muda. Yang pertama adalah amatir youth dan kedua adalah elite youth. Dalam amatir youth berkumpul talent-talent pool yang mengikuti kompetisi amatir U-13, U-15, dan U-17. Sementara elite youth merupakan pemain yang tersaring dari jenjang pertama, sehingga mereka dapat mengikuti Liga 1 sesuai dengan kelompok umur. 

Dalam konteks ini, Ratu Tisha ingin para pemain muda yang masuk ke Timnas harus sudah melewati dua tahap itu. Jadi scouting baru bisa dilakukan saat pemain berada di tahap elite youth, bukan langsung dilakukan di tahap awal.
"Pekerjaan rumah PSSI adalah menertibkan konsep saat ini dan mengimplementasikan ke liga-liga yang diadakan swasta dan pemerintah. Mereka harus memilih apakah ingin masuk ke elite atau amatir," tutupnya.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment