Banner 1

Tuesday, 2 October 2018

Soal Tekan Ulah Suporter, Klub-klub Liga 1 Harus Belajar kepada Barito

JawaPos.com - Soal menghadapi dan mengelola suporter, klub-klub Liga 1 rasanya harus belajar kepada Barito Putera. Saat klub-klub lain mendapat sanksi denda sampai ratusan juta rupiah, bahkan nyaris Rp 1 miliar, Barito 'hanya' pernah didenda Rp 50 juta saja. 

Ketika tim-tim peserta Liga 1 sudah ada yang mendapat denda dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI di laga-laga awal, Barito baru mendapat hukuman pertamanya pada pekan ke-15. Artinya, selama 14 pekan sebelumnya, Laskar Antasari tak pernah tersentuh hukuman Komdis. 

Noda bagi Barito terjadi pada laga melawan Arema FC (11/7) di pekan ke-15.   Bukan apa-apa. Penyebabnya, ada oknum Barito Mania –julukan supporter Barito- yang melakukan pelemparan botol ke lapangan. Mereka tak puas dengan hasil imbang tanpa gol dalam laga itu.
Alhasil, Komdis menjatuhkan sanksi berupa denda sebesar Rp 50 juta. Nah, itu juga sekaligus menjadi satu-satunya denda yang dijatuhkan kepada tim asal Banjarmasin tersebut. Praktis, Barito Putera menjadi tim dengan jumlah denda paling minim di Liga 1 2018. 

“Ini karena kami belajar dari pengalaman di musim sebelumnya,” jelas Asisten Manajer Barito Putera, Syarifuddin Ardasa. Di musim 2016, total denda yang dijatuhkan kepada Barito Putera mencapai Rp 280 juta.
“Dari situ, kami mulai lakukan edukasi suporter soal regulasi. Koordinator masig-masing suporter kami kumpulkan,” katanya. 

Nah, Barito Mania pun merespons positif. Ada perjanjian yang dilakukan antara manajemen dengan suporter.
“Bagi anggota yang terbukti melakukan pelanggaran, maka dilarang ke stadion. Hal itu sangat efektif,”
Syarifuddin. Sanksi tegas itu langsung diberikan kepada oknum suporter yang melakukan pelemparan botol saat laga kontra Arema FC. Sejatinya, aturan tegas itu sudah dilakukan sejak musim lalu. Hasilnya juga cukup efektif. Sepanjang musim lalu, Barito Putera hanya mendapat sanksi denda sebesar Rp 45 juta saja. 

Itu membuat Barito Putera menjadi tim dengan jumlah denda paling minim musim lalu. Hal itu berpotensi diulang pada musim ini. Karena itu, sisa 11 pekan bakal dimanfaatkan manajemen untuk terus berkoordinasi dengan suporter.
“Tekad kami sama, seminimal mungkin terhindar dari sanksi, baik itu teguran maupun denda. Itu (jadi tim dengan denda paling minim) adalah target manajemen, suporter, maupun panpel,” tegas Syarifuddin.

0 komentar:

Post a Comment