JawaPos.com – Kampanye perdamaian suporter tampaknya
masih sebatas wacana. Kondisi di lapangan masih sulit berubah. Atau
memang belum mau berubah. Seperti yang terlihat dan terdengar dalam laga
Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (6/10) kemarin. Nyanyian
bernada rasis dan sikap negatif oknum suporter Arema masih saja terjadi.
Sebelum pertandingan Arema vs Persebaya
berlangsung, Ovan Tobing sudah berteriak lantang melalui pengeras suara.
MC legendaris Arema itu meminta Aremania untuk diam sejenak guna
mengheningkan cipta kepada korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi
Tengah.
Sayangnya, seruan Ovan Tobing tak digubris oleh
pendukung Arema FC yang berada di tribune Stadion Kanjuruhan, Kabupaten
Malang. Nyanyian ‘dibunuh saja’ justru menggema di stadion. Ironisnya,
chant negatif tersebut justru terdengar ketika pemain kedua tim sedang
mengheningkan cipta.
Bukan hanya itu, nyanyian ‘dibunuh saja’ beberapa
kali terdengar selama hampir 90 menit pertandingan berlangsung. Ini
jelas menjadi sebuah upaya yang berlawanan dengan keinginan PSSI dan
Kemepora dalam mengurangi pertikaian antarsuporter.
Salah satu pentolah Bonek, Andie Peci pun angkat
suara. Melalui akun media sosial pribadinya, Andie menyentil sikap
Aremania yang tetap menyanyikan chant bernada offensive behavior di sepak bola tersebut.
Padahal, setelah kematian salah satu pendukung
Persija Jakarta Haringga Sirla di area parkir Stadion Gelora Bandung
Lautan (GBLA) beberapa waktu lalu, suporter di Indonesia serta PSSI
gencar mengampanyekan sepak bola damai.
“Pascakematian Haringga seharusnya tidak perlu lagi ada lagu ‘dibunuh saja’. Kenapa muncul lagi lagu gembel-gembel,” tulis Andie Peci.
“Saya sedang menjadikan momentum meninggalnya
Haringga menjadi lebih baik untuk semuanya,” balas Andie atas komentar
salah satu netizen.
Pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh Arema FC dengan skor 1-0 tersebut memang diwarnai dengan ulah tidak terpuji dari
oknum Aremania. Tak hanya nyanyian ‘dibunuh saja’, oknum Aremania juga
melakukan aksi buruk lain seperti mengencingi gawang.
Bahkan, sang dirigen Yuli Sumpil sampai turun ke
lapangan untuk memprovokasi pemain Persebaya yang sedang pemanasan. Bak
kisah seorang Bu Dandy yang sempat viral, Yuli membuang berlembar-lembar
uang Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu di hadapan penggawa Green Force.
“Antitesis atas lagu itu: APBD Surabaya jauh
lebih besar dari sana (Malang). Sayur mayur hasil bumi sana dijual di
Surabaya. Yang lebih penting lagi, di sini piknik-piknik habiskan
uangnya (ya) di sana,” tutup Andie Peci.
Monday, 8 October 2018
Home »
» Ironis, Chant Rasis Masih Terdengar dalam Laga Arema vs Persebaya
0 komentar:
Post a Comment