Banner 1

Monday, 8 October 2018

Ironis, Chant Rasis Masih Terdengar dalam Laga Arema vs Persebaya

JawaPos.com Kampanye perdamaian suporter tampaknya masih sebatas wacana. Kondisi di lapangan masih sulit berubah. Atau memang belum mau berubah. Seperti yang terlihat dan terdengar dalam laga Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (6/10) kemarin. Nyanyian bernada rasis dan sikap negatif oknum suporter Arema masih saja terjadi. 

Sebelum pertandingan Arema vs Persebaya berlangsung, Ovan Tobing sudah berteriak lantang melalui pengeras suara. MC legendaris Arema itu meminta Aremania untuk diam sejenak guna mengheningkan cipta kepada korban gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.
Sayangnya, seruan Ovan Tobing tak digubris oleh pendukung Arema FC yang berada di tribune Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Nyanyian ‘dibunuh saja’ justru menggema di stadion. Ironisnya, chant negatif tersebut justru terdengar ketika pemain kedua tim sedang mengheningkan cipta. 

Bukan hanya itu, nyanyian ‘dibunuh saja’ beberapa kali terdengar selama hampir 90 menit pertandingan berlangsung. Ini jelas menjadi sebuah upaya yang berlawanan dengan keinginan PSSI dan Kemepora dalam mengurangi pertikaian antarsuporter.
Salah satu pentolah Bonek, Andie Peci pun angkat suara. Melalui akun media sosial pribadinya, Andie menyentil sikap Aremania yang tetap menyanyikan chant bernada offensive behavior di sepak bola tersebut. 

Padahal, setelah kematian salah satu pendukung Persija Jakarta Haringga Sirla di area parkir Stadion Gelora Bandung Lautan (GBLA) beberapa waktu lalu, suporter di Indonesia serta PSSI gencar mengampanyekan sepak bola damai.
“Pascakematian Haringga seharusnya tidak perlu lagi ada lagu ‘dibunuh saja’. Kenapa muncul lagi lagu gembel-gembel,” tulis Andie Peci.
“Saya sedang menjadikan momentum meninggalnya Haringga menjadi lebih baik untuk semuanya,” balas Andie atas komentar salah satu netizen. 

Pertandingan yang berhasil dimenangkan oleh Arema FC dengan skor 1-0 tersebut memang diwarnai dengan ulah tidak terpuji dari oknum Aremania. Tak hanya nyanyian ‘dibunuh saja’, oknum Aremania juga melakukan aksi buruk lain seperti mengencingi gawang.
Bahkan, sang dirigen Yuli Sumpil sampai turun ke lapangan untuk memprovokasi pemain Persebaya yang sedang pemanasan. Bak kisah seorang Bu Dandy yang sempat viral, Yuli membuang berlembar-lembar uang Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu di hadapan penggawa Green Force. 

“Antitesis atas lagu itu: APBD Surabaya jauh lebih besar dari sana (Malang). Sayur mayur hasil bumi sana dijual di Surabaya. Yang lebih penting lagi, di sini piknik-piknik habiskan uangnya (ya) di sana,” tutup Andie Peci.

0 komentar:

Post a Comment