JawaPos.com - Muslimin, 28, masih belum bisa
beraktivitas seperti biasa. Aktivitasnya hanya sekitar rumahnya yang
sederhana di Muharto, Kota Malang, Jawa Timur.
Dia hanya bisa menahan sakit di sekitar kepala
dan dadanya. Bahkan, menurut cerita Muslimin yang akrab disapa Ambon
itu, dada sebelah kiri mengalami memar yang cukup parah.
"Dipakai bernapas susah, masih sakit," katanya kepada JawaPos.com, menahan nyeri di dada, Senin (8/10).
Ambon merupakan korban salah sasaran saat
menyaksikan pertandingan Arema FC kontra Persebaya Surabaya di Stadion
Kanjuruhan, Sabtu (6/10) sore WIB. Dia jadi sasaran amuk massa di tribun
ekonomi 10, karena ada salah satu Aremania yang meneriakinya sebagai
Bonek. Alhasil, puluhan kali bogem mentah dia rasakan di sekujur tubuh.
Ambon bercerita, saat itu dia tengah menyaksikan
pertandingan sakral itu bersama dengan istri dan anaknya. Awalnya dia
duduk di tribun tujuh. Karena tempat itu ramai akhirnya dia pindah ke
tribun 10.
Begitu sampai di tribun 10, selama beberapa saat,
tiba-tiba ada seseorang yang dia kenal melempar botol air mineral.
Botol itu mengenai kepala anaknya yang masih berusia 15 bulan, Mikaila.
Mendapati anaknya terkena lemparan dari Aremania
arah belakang, sebagai bapak dia merasa harus melindungi buah hati
semata wayangnya. Akhirnya dia menghampiri penonton di tribun
belakangnya. Ambon menegur Aremania yang melemparkan botol ke arah
depan.
"Saya tegur, Mbak. Namanya anak kena lempar
sebagai orang tua jelas saya marah. Saya tegur ke orang itu," cerita
laki-laki yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang itu.
Rupanya teguran itu membuat si pelempar botol
tersinggung. Alih-alih minta maaf, dia justru meneriaki Ambon sebagai
Bonek. Aremania yang menonton tersulut. Tanpa tanya, tanpa konfirmasi,
mereka langsung menggebuki Ambon. Dia sempat menjadi bulan-bulanan
Aremania.
Meskipun sudah berteriak bahwa dia adalah
Aremania, rupanya para penonton yang sudah tersulut emosi hanya karena
'Bonek' tetap memukulinya tanpa ampun. Ambon sempat akan mengeluarkan
KTP miliknya untuk membuktikan bahwa dia adalah warga Malang. Sayang,
belum sempat KTP keluar, pukulan mentah terus mengarah ke tubuhnya.
Beruntung ada teman Ambon yang melihat kejadian
itu. Dengan sigap dia membantu temannya terbebas dari amuk massa yang
tidak tahu apa-apa itu. Dia juga meminta bantuan dari tim keamanan untuk
menyelematkan Ambon. "Ditarik sama bapak-bapak tentara," katanya.
Usai kejadian pahit itu, Ambon segera pulang
bersama dengan istri dan anaknya. Pertandingan yang masih berjalan 30
menit itu dia tinggalkan.
Di perjalanan, Ambon sempat mendapatkan perawatan
di tukang pijat. Akhirnya dia berobat ke rumah sakit karena takut ada
yang patah.
"Alhamdulillah nggak ada yang patah. Hanya saja di dada kiri ini nyeri sekali. Bengkak parah," katanya.
Ambon bertekad tidak akan melaporkan kejadian itu
ke polisi. Alasannya, karena pelaku yang mengeroyok dia adalah sesama
Aremania. Dia tidak ingin membuat nama Arema FC semakin tercemar.
Apalagi di pertandingan itu, banyak penonton
merangsek masuk ke lapangan. Alhasil Arema FC harus siap-siap menerima
sanksi dari Komdis PSSI.
"Nggak usah lapor (polisi), Mbak. Ngisin-ngisini
(membuat malu), yang melakukan Aremania sendiri. Arema FC sudah terancam
kena sanksi, jika ada kisruh di Aremania malah kasihan nanti Arema FC,"
tandasnya.
Sudah dipukuli hingga babak belur, terpaksa tidak
bekerja karena masih sakit, merogoh kocek sebesar Rp 800 ribu untuk
berobat, Ambon masih tetap saja tidak mau lapor polisi. Alasannya,
menjaga nama baik tim kebanggaannya. Loyal sekali Aremania satu ini.
Sudah bonyok masih saja melindungi 'saudara' yang memukulinya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Malang AKP
Adrian Wimbarda menjelaskan, ketika kejadian memang sempat ada
keributan. "Sesama Aremania sendiri, hanya saja satu diteriaki sebagai
Bonek. Tidak kami tahan, tapi dipulangkan," katanya.
Pada waktu bersamaan, ada satu orang juga yang
dipulangkan oleh polisi. Diduga dia adalah Bonek. Berdasarkan video yang
beredar, laki-laki itu mengenakan atribut Persebaya.
Beruntung saat di dalam stadion, bukan pukulan
ataupun tindakan kekerasan lainnya yang dia dapatkan, akan tetapi
perlindungan ketat dari Aremania. "Tenang sek, tenang. Coba dibuka
jaketnya," ucap salah satu Aremania yang berusaha menenangkan situasi
yang panas saat itu.
Pria berjaket hitam tersebut kemudian diminta
membuka jaket dengan dibantu oleh Aremania yang melindunginya dan
berusaha tetap tenang. Setelah itu, sejumlah Aremania menyerahkan pria
yang kedapatan berbaju Bonek itu kepada aparat keamanan.
Pihak keamanan yang berjaga di dekat tempat
kejadian segera cekatan untuk mengamankan pria yang diduga Bonek itu
dari sejumlah Aremania lain yang terpancing emosi.
Tuesday, 9 October 2018
Home »
» Diteriaki Sebagai Bonek, Enggan Lapor Polisi dengan Alasan Loyalitas
0 komentar:
Post a Comment