Hal itu terlihat dari warga masyarakat yang datang ke posko Tim Relawan Kemanusiaan Radar Bogor di RT 01/02, Kampung Masomba, Lorong Bone, Kelurahan Tatura Utara, Kecamatan Palu Selatan, kota Palu.
Salah satu tenaga dokter dari Kabupaten Bogor, dr. Hafiz Arqursoy mengatakan, di lokasi ini banyak yang menjadi korban gempa. Untuk itu, kedua penyakit tersebut memang sudah pasti ditemui.
“Mungkin kalau korban yang berhubungan dengan air bisa jadi penyakitnya berbeda. Seperti diare dan masalah pencernaan lainnya,” katanya.
Kebanyakan, sambung dia, pasien yang datang adalah usia 30 ke atas. Guncangan gempa yang terus-menerus selama beberapa hari kemarin ternyata berpengaruh terhadap reaksi penyakit yang timbul.
“Kami berikan beberapa obat untuk kedua gejala tersebut seperti Amliodiphin dan Parac’etamol. Ada juga warga lainnya yang mengeluhkan gejala yang lainnya, seperti sakit di dada,” sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, warga perempuan mendominasi hari pertama dibukanya penanganan kesehatan gratis oleh Tim Relawan Bogor. Antusiasme masyarakat untuk kesehatan saat ini di sana cukup baik. Bahkan hingga malam hari.
Tak hanya itu, ada juga ibu–ibu yang terkilir kakinya saat menyelamatkan anaknya di reruntuhan bangunan akibat gempa. Tim Ahli Urut dari Cimande lansung bertindak dengan ramuan pengobatan yang menjadi khasnya.
Ketua Tim Relawan Bogor Benny Irawan mengatakan, hari ini (8/10) tim akan dibagi menjadi dua. Mereka akan berpencar mengunjungi lokasi–lokasi yang masih banyak membutuhkan tenaga kesehatan.
“Jadi kita bagi dua sesi juga, pagi kita akan mendatangi lokasi yang memang masih ditemui banyak korban. Siang harinya kita berpindah dengan harapan menemukan titik baru sambil berjalan pulang,” tambahnya.
Berikut foto-foto aksi relawan Bogor di posko pengungsian.
0 komentar:
Post a Comment