BOGOR–RADAR BOGOR,Komisi III Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor akan memanggil beberapa dinas, terkait
rencana penataan kawasan Plaza dan Pasar Bogor. Musababnya hingga
saat ini belum ada kajian mendalam.
“Pasar Bogor sempat ada wacana akan dibuat lahan parkir, namun masih
ditunda karena perlu kajian yang lebih mendalam, kita akan panggil dinas
terkait minggu depan, masih menunggu tanda tangan pimpinan DPRD,” ujar
Ketua Komisi III Sendhy Pratama kepada Radar Bogor, kemarin (7/10).
Sebelumnya, kata Sendhy, pernah ada ajuan Detail Engineering Desain
(DED) yang berkaitan dengan pembangunan parkir gedung. Namun hal itu
batal.
“Karena kajiannya belum tuntas,” katanya.
Dia pun menegaskan, tidak akan menyetujui jika belum ada kajian
mendalam. Terutama kajian ekonomi dan kajian dampak sosial. Sebab ada
ratusan hingga ribuan pedagang yang akan terancam. “Sepanjang tidak ada
kejelasan kepada dewan, dewan tidak akan setuju,” tegasnya.
Dia juga mengaku, belum menerima surat permohonan audiensi dari para pedagang yang telah dilayangkan kepada DPRD Kota Bogor.
“Kita belum terima surat audiensinya,” akunya.
Diberitakan sebelumnya, penataan kawasan Suryakencana belum memiliki
kajian ekonomi. Nasib para pedagang di Plaza dan Pasar Bogor masih
belum jelas.
Musababnya baru kajian fisik pra Visibility Study (VS) yang dilakukan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor. Direncanakan
kajian ekonomi baru akan dilakukan di November bersama Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) terkait.
“Kajiannya baru akan dilakukan antara November atau Desember ini,
dari situ baru muncul apa saja keperluannya, secara garis besar nanti
akan ada semacam DED karena saat ini belum sampai ke situ baru penataan
secara kawasan pra VS. Jadi ini bukan kerja satu OPD tapi kerja
bersama,” ujar Kabid Perencanaan Fisik pada Bappeda Kota Bogor Sonny
Riyadi kepada Radar Bogor, Kamis (4/10).
Peruntukan perdagangan di kawasan penataan Surken, kata Sonny, akan
tetap ada. Sebab menata bukan berarti menghilangkan. Tetapi merapikan
fungsi-fungsinya. Tentu banyak pula pertimbangan yang dilakukan
Bappeda. Tidak “tangan besi”.
“Tidak semata-mata semau kita tetapi bagaimana kita menata yang betul-betul memberi manfaat bagi semua pihak,” ungkapnya.
Rencananya eks gedung Plaza Bogor akan digunakan sebagai taman atau
ruang terbuka hijau. Sementara gedung Pasar Bogor menjadi gedung parkir.
Lalu ada pula pembangunan underpass dari eks Plaza Bogor menuju Kebun
Raya Bogor. Rencana tersebut dicanangkan untuk memecahkan masalah yang
kerap terjadi di seputaran SSA dan Jalan Suryakencana.
Yakni kemacetan dan kesemrawutan.
“Pengunjung Kebun Raya atau pengunjung kawasan Surken bisa parkir di
situ, pedagang cendera mata kita fasilitasi di underpass dengan
kios-kios, sehingga lalu lintas bisa lebih lancar dan dampaknya wajah
kota akan jauh berubah dan kawasan itu menjadi tidak hanya berdenyut
secara ekonomi tapi juga secara sosial dan meningkatkan wajah kota yang
berkarakter,” terangnya.
Dalam bayangan Bappeda, para pedagang bisa direlokasi ke pasar-pasar
lain seperti Sukasari, Jambu Dua atau pasar Teknik Umum (Tekum).
Sehingga akan terjadi redistribusi fungsi. Artinya pusat-pusat
keramaian tidak bertumpuk di satu titik saja. “Saya kira masyarakat juga
ingin belanja nyaman, pedagang juga ingin dagangannya laku, tentu kita
tidak hanya mendesain bangunannya saja melainkan dengan aksesnya, kalau
bagus saya kira nilai ekonomisnya tinggi,” paparnya.
Dia pun mempersilakan pada pedagang apabila mengajukan audiensi dengan Pemkot Bogor. Sebab itu bukan hal negatif.
Justru Bappeda bisa menerangkan lebih jelas kenapa kawasan tersebut perlu penataan.
“Bogor memiliki tiga tema untuk membangun di bawah kepemimpinan Pak
Bima Arya, yakni Heritage City, Smart City dan Green City, tentu
pembangunannya mengacu pada tiga poin itu,” pungkasnya.(gal/c)
0 komentar:
Post a Comment