BOGOR – Warga Kota Hujan harus bersiap menghadapi cuaca ekstrem serta waspada terhadap angin kencang atau hujan deras yang datang mendadak.
Ambruknya tembok pembatas lahan di Kampung Sirnagalih RT 01/11, Kelurahan Harjasari, sebagai buktinya.Peristiwa yang terjadi pukul 03.30 dini hari, Rabu (15/02/2017) itu, membuat jalan yang menghubungkan Kelurahan Harjasari dengan Kelurahan Muarasari ditutup sementara.
Pantauan Radar Bogor, pagar tembok tersebut sudah hancur berkeping-keping. Yang tersisa hanya batu bata yang berserakan di jalan.
Robohnya tembok pembatas juga membuat jalan warga tertutupi tanah rembesan dari lahan yang sudah tidak terlindungi tembok. Kondisinya mirip bangunan yang baru terkena banjir.
Saksi mata di lokasi, Ujang (55), warga setempat, menjelaskan ambruknya tembok setinggi 3,2 meter itu akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur Kelurahan Harjasari sejak pukul 23.00.
Saat kejadian, Ujang yang sedang tidur, langsung terbangun begitu mendengar suara bangunan berat yang roboh dan menimpa tanah. “Suaranya keras sekali. Seperti ledakan bom,” jelasnya.
Tembok yang memagari lahan kosong seluas 3,3 hektare itu, ambruk dengan panjang sekitar 27 meter. Ujang menduga ambruknya tembok akibat dorongan air ketika mengarah ke tembok yang terbuat dari lapisan bata merah tersebut.
Ia mengaku sempat melarang pemilik lahan untuk tidak membangun tembok sebelum membuat saluran drainase yang baik.(ent)
Ambruknya tembok pembatas lahan di Kampung Sirnagalih RT 01/11, Kelurahan Harjasari, sebagai buktinya.Peristiwa yang terjadi pukul 03.30 dini hari, Rabu (15/02/2017) itu, membuat jalan yang menghubungkan Kelurahan Harjasari dengan Kelurahan Muarasari ditutup sementara.
Pantauan Radar Bogor, pagar tembok tersebut sudah hancur berkeping-keping. Yang tersisa hanya batu bata yang berserakan di jalan.
Robohnya tembok pembatas juga membuat jalan warga tertutupi tanah rembesan dari lahan yang sudah tidak terlindungi tembok. Kondisinya mirip bangunan yang baru terkena banjir.
Saksi mata di lokasi, Ujang (55), warga setempat, menjelaskan ambruknya tembok setinggi 3,2 meter itu akibat angin kencang dan hujan deras yang mengguyur Kelurahan Harjasari sejak pukul 23.00.
Saat kejadian, Ujang yang sedang tidur, langsung terbangun begitu mendengar suara bangunan berat yang roboh dan menimpa tanah. “Suaranya keras sekali. Seperti ledakan bom,” jelasnya.
Tembok yang memagari lahan kosong seluas 3,3 hektare itu, ambruk dengan panjang sekitar 27 meter. Ujang menduga ambruknya tembok akibat dorongan air ketika mengarah ke tembok yang terbuat dari lapisan bata merah tersebut.
Ia mengaku sempat melarang pemilik lahan untuk tidak membangun tembok sebelum membuat saluran drainase yang baik.(ent)
0 komentar:
Post a Comment