Perencanaan pembangunan stasiun light rail transit (LRT) di Taman Rekreasi Wiladatika mendapatkan sorotan dari berbagai pihak.Meski belum 100 persen berdiri, pemberian nama untuk stasiun LRT tersebut telah diusulkan secara langsung oleh Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault yang juga mantan menteri pemuda dan olahraga periode 2004-2009 silam.
Dirinya mengusulkan, stasiun yang akan berdiri di lahan milik Gerakan Pramuka tersebut diberi nama ‘Stasiun Pramuka Cibubur’.
Menurutnya, pemberian nama tersebut sangatlah penting guna mengingatkan masyarakat terkait peran serta organisasi Gerakan Pramuka dalam membangun bangsa ini.
”Penggunaan nama itu supaya Pramuka bisa selalu dikenang dan diingat masyarakat. Bisa saja nama itu dipergunakan, karena lahan yang dipergunakan stasiun LRT itu adalah tanah milik Gerakan Pramuka,” katanya.
Adhyaksa mengatakan, pemanfaatan lahan seluas 14 hektare yang akan dikembangkan hingga 19 hektare tersebut merupakan hasil kerja sama antara PT KAI Persero dan Gerakan Pramuka. Tidak ada transaksi jual beli dalam penggunaan lahan itu.
”Tanah itu tetap milik Gerakan Pramuka, tidak ada penjualan lahan yang dilakukan Kwarnas, melainkan hanya pemanfaatan lahan oleh PT KAI,” katanya.
Saat pelaksanaan rapat dengan Menteri Agraria Sofyan Djalil dan Menko Kemaritiman Luhut, pihaknya telah menjelaskan bahwa lahan tersebut milik Gerakan Pramuka. Sehingga, menurut Adhyaksa, harus ada ganti rugi berdasarkan apraisal harga.
”Dana ganti rugi itu nantinya akan dipergunakan sebagai dana abadi Gerakan Pramuka,” ucapnya.
Adapun manfaat dari keberadaan LRT yang mengusung konsep transit oriented development (TOD) itu, banyak manfaatnya. Seperti, mengurangi kemacetan dan membangun budaya transportasi yang baik.
Sumber :
0 komentar:
Post a Comment