Banner 1

Wednesday, 28 March 2018

Rest Area Ditinggal Pedagang



Pemerintah Kabupaten Bogor tampaknya haru bekerja lebih ekstra untuk menata kembali pedagang yang berjualan di kawasan Puncak. Pasalnya, lambat laun, pedagang yang berjualan justru meninggalkan lapaknya satu per satu. Hal itu tak lain disebabkan oleh sepinya pelanggan.

Di rest area Semesta, kawasan Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, contohnya. Ramainya peresmian rest area Semesta beberapa tahun lalu seolah menjadi salah satu keberhasilan penataan pedagang. Namun tiga bulan ke belakang ini, pedagang silih berganti meninggalkan lapak.

Dari ratusan kios yang disediakan dari hasil kerja sama Pemkab Bogor, TWM, dan PHRI, ini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan pedagang karena tak kuat dengan sepinya pembeli. Saat ini yang tersisa sekitar 30 pedagang. Alasan pedagang masih bertahan, karena belum ada pilihan lokasi lain untuk berjualan.

”Jangankan untung, Mas. Modal saja tidak balik. Dagang di sini sepi pembeli, untuk kebutuhan sehari-hari saja sangat kerepotan. Selama tiga bulan kami mengisi kios secara gratis. Sedangkan mulai Maret sudah harus bayar Rp550 ribu. Duit dari mana?” ungkap Rahadi (38), salah seorang pedagang pada wartawan koran ini.

Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Komunitas Penggerak Pariwisata (Kompepar) M Teguh Mulyana yang sering disebut Bowie mengatakan, banyak faktor yang mengakibatkan rest area Semesta tidak menarik perhatian wisatawan.

Salah satunya lokasi rest area yang berada di kanan jalan saat para wisatawan pulang dari Puncak menuju Jakarta. Sementara, mereka lebih memilih rest area sebelah kiri untuk mempermudah masuknya kendaraan. Tidak menyeberang. Selain, lokasi rest area yang kurang strategis.

Ketua Komunitas Penggerak Pariwisata (Kompepar) M Teguh Mulyana yang sering disebut Bowi mengatakan, banyak faktor yang mengakibatkan rest area Semesta tidak menarik perhatian wisatawan.

”Kita bisa lihat tata letak kios yang ada kurang menarik. Seperti pembangunan deretan kios di tengah. Padahal itu menjadi penghalang bagi kendaraan, khususnya kendaran seperti bus yang mau masuk. Begitu juga ukuran kios yang terlalu kecil,” ungkapnya.

Untuk itu, kata Bowi, perlu ada penataan ulang terhadap rest area Semesta agar ra­mai dikunjungi pembeli.

”Ya harus ditata ulang, baik penempatan kios mau­pun ukurannya,” tandasnya.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • Pesta Miras, Belasan Pemuda Ditangkap Aparat kepolisian Polsek Limo dan Tim Jaguar Polresta Depok mengamankan belasan pemuda dan ”cabe-cabean” saat pesta miras di Jalan Koman Muin RT 01/04 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Sabtu (10/3) dini hari.Kapolsek Limo Ko… Read More
  • Simpang Cileungsi Makin Krodit Berkendara di Jalan Raya Transyogi harus ekstrasabar. Terlebih saat melintasi simpang Cileungsi. Tepatnya di bawah flyover Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ya, kemacetan krodit kini menjadi makanan sehari-h… Read More
  • JLD Bakal Dibangun Lagi Tak lama lagi kelanjutan proyek Jalan Lingkar Dramaga (JLD) akan terlihat jelas. Musababnya, Dinas PUPR Kabupaten Bogor meng­gulirkan dana sebesar Rp36,2 miliar.Pembangunan jalan terbagi ke dalam dua tahap. Untuk Seksi I m… Read More
  • Baru Diperbaiki, Sudah Longsor Baru juga be­berapa bulan dilakukan perbaikan, jalan alternatif Kecamatan Klapa­nunggal-Kecamatan Citeureup dihantam longsor kemarin (12/3). Akibatnya, sisi kiri jalan yang berada di tanjakan Nambo RT 16/07, Desa Nambo, Ke… Read More
  • PMI Butuh 800 Kantong Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi sedikitnya membutuhkan 800 kantong darah setiap bulan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PMI bersama warga, perusahaan swasta, hingga komunitas, aktif menghelat kegiatan sosial don… Read More

0 komentar:

Post a Comment