Banner 1

Thursday 12 April 2018

Cara Aqua Ciherang Jaga Lingkungan


Demi menjaga kawasan kerja tetap ramah lingkungan, pabrik Aqua di Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, melakukan beberapa inovasi. Di antaranya memanfaatkan sinar matahari, memanen air hujan, dan menjalankan Zero Waste to Landfill sebagai program dalam operasional sehari-hari. Seperti apa kegiatannya?

Laporan: Andika Try Wiratama

Saat ini, pabrik Aqua Cihe­rang telah dikembangkan men­jadi pabrik yang betul-betul ramah lingkungan (green factory). Selain melakukan efisiensi air dan energi sebagai­mana yang dilakukan pabrik Aqua lainnya, pabrik Aqua Ciherang juga telah mengem­bangkan energi terbarukan dengan memasang solar panel di atas bangunan pabrik.

Solar panel ini dipasang dengan mengoptimalkan atap pabrik yang menghasilkan energi sebesar 770 KWp atau dalam setahun menghasilkan 885.000 Kwh yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di pabrik.

”Solar panel ini juga mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 860 ton CO2 atau setara dengan pengurangan CO2 yang dihasilkan 15.000 pohon. Dengan instalasi ini, pabrik Aqua Ciherang memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi terbarukan yang bermanfaat untuk operasional pabrik,” urai Engineering and Technovation Director Danone-Aqua Budi Hartono Susilo, kemarin (10/4).

Sambung Budi, instalasi panel surya ini mulai dibangun di pertengahan 2017 dan merupakan proyek pertama di Indonesia yang digunakan untuk konsumsi industri. Proyek ini dikerjakan oleh tim ahli yang sudah berpengalaman serta rekam jejak yang baik dalam perancangan instalasi panel surya.

Tugasnya, untuk memastikan bahwa rancangan instalasi panel surya ini dapat berjalan dengan aman dan baik sesuai kaidah keamanan dan rekayasa teknik dan juga sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh PLN.

Selain itu, dikembangkan pula program Panen Air Hujan (Rainwater Harvesting). Curah hujan yang tinggi di Kabupaten Bogor mendorong pabrik Aqua Ciherang memasang instalasi khusus untuk memanen air hujan pada kisaran rata-rata 201.000 liter sekali hujan.

”Air hujan itu kemudian dialirkan ke bak penampung untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan domestik. Sementara sisanya (overflow) dimasukkan ke tanah sebagai bagian konservasi air tanah,” sambungnya.

Dari hasil survei, dalam setahun, hujan yang turun selama 115 hari. Dengan demikian air hujan yang dapat dipanen sebanyak 23.115.000 liter setahun. Itu merupakan jumlah air hujan yang cukup signifikan yang dapat dimanfaat­kan sebagai peng­hema­tan air tanah dan mem­bantu ketersediaan air tanah untuk generasi mendatang.

Yang terakhir adalah penuru­nan seminimal mungkin sampah di dalam pabrik yang biasanya akan dibuang ke tempat pembuangan sampah melalui program Zero Waste to Landfill. Dalam hal ini, pihak pabrik berupaya maksimal agar tidak ada sampah baik yang berasal dari karyawan maupun tamu-tamu yang datang ke pabrik.

”Hal itu ditempuh melalui perubahan kebiasaan untuk tidak menggunakan snack box, botol atau gelas minum sekali pakai, plastik, karton, kertas, dan lain-lain. Perubahan itu membuat pabrik Aqua Ciherang dapat menurunkan sampah secara drastis, melakukan efisiensi dalam biaya pengelo­laan sampah, dan tentu saja yang terpenting adalah ikut melestarikan lingkungan,” terangnya lagi.

Sedangkan di luar pabrik atau di masyarakat, pabrik Aqua Ciherang melakukan berbagai aktivitas CSR secara berkelan­jutan. Dari hasil pemetaan persoalan lingkungan serta kebutuhan, pabrik Aqua Ciherang menjalankan kegiatan konservasi, penyediaan akses air bersih, pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan infrastruktur.

”Itulah inovasi yang dijalankan di pabrik Aqua Ciherang agar selalu menyediakan hidrasi yang sehat dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan,” tukasnya.


Sumber : radarbogor.id

0 komentar:

Post a Comment