Friday, 23 March 2018
Home »
bogor raya
» Genjot Produksi Kopi Lokal
Genjot Produksi Kopi Lokal
Jika mencari asal kopi robusta asli Bogor, bisa mencarinya di ujung timur Kabupaten Bogor. Tepatnya di Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur. Desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cianjur itu, menjadi surganya kopi robusta.
Hal itu bukan tanpa alasan. Desa dengan jumlah penduduk 2.500 kepala keluarga itu memiliki perkebunan kopi yang cukup luas. Tercatat, dari 1.700 hektare luas Desa Sukawangi, sebanyak 544 hektare merupakan perkebunan kopi robusta.
“Hampir seluruh warga Desa Sukawangi menjadi petani kopi,” ujar Kades Sukawangi Endro Hermawanto, kepada Radar Bogor.
Setiap petani, kata dia, paling sedikit memiliki lahan perkebunan kopi seluas satu hektare. Dalam setahun, para petani kopi mampu menghasilkan satu ton biji kopi setiap hektare. “Namun, kalau lagi rendah, hanya bisa memanen 500 kilogram dengan cakupan luas satu hektare,” tuturnya.
Radar Bogor mencoba menelusuri asal usul kopi Sukawangi ini melalui Rohim (56), salah satu petani kopi di Desa Sukawangi. Kakek dua cucu itu menuturkan bahwa bibit kopi berasal dari Lampung. Rohim mengakui kalau tanaman kopi menjadi komoditas utama di Desa Sukawangi.
“Dari seluruh jumlah penduduk di sini, 40 persennya bergantung pada kopi,” tuturnya.
Hal serupa dikatakan oleh Hermawan (45) petani kopi lainnya. Ia menuturkan, kawasan Sukawangi cukup baik untuk menanam kopi. Letak geografisnya menjadikan tanaman kopi tumbuh subur di sini.
“Dibanding dengan menanam padi, kopi jauh lebih subur di sini,” tuturnya.
Untuk hasilnya sendiri, tergantung cuaca. Jika dalam satu tahun musim kemarau mendominasi, hasil panen bisa meningkat dua kali lipat.
“Tapi, semua tergantung perawatan pohon kopi. Jika terjadi tunas, harus segera dipotong. Buah kopinya lebih banyak ketimbang daunnya,” bebernya.
Sementara itu, Camat Sukamakmur, Zaenal Ashari menilai bahwa potensi kebun kopi di Desa Sukawangi patut diperhitungkan. Bahkan, saat lelang kopi di Jawa Barat, harga kopi Sukawangi menjadi kopi termahal. “Ini potensi yang ada di Kecamatan Sukamakmur. Tinggal mengembangkan market ke depannya,” tukasnya.
Sumber : radarbogor.id
Related Posts:
Geber Fasilitas KLA di Ruang Publik Perlindungan terhadap anak harus terus ditingkatkan. Terutama, pemberian rasa aman dan nyaman bagi anak saat berada di lingkungannya. Yang terpenting adalah rasa aman saat berada di ruang publik.Hal itu pula yang mendasa… Read More
Sehari, Empat Kali Longsor Bencana longsor masih menjadi momok bagi warga Kabupaten Bogor. Tak terkecuali bagi warga Kecamatan Klapanunggal. Dalam sehari saja, empat bencana longsor terjadi di kawasan timur Kabupaten Bogor tersebut. Antara lain di t… Read More
Bangun RSUD di Parung! Keberadaan rumah sakit umum daerah (RSUD) di kawasan Parung sangat dibutuhkan. Hal itu disampaikan tokoh pemuda Parung, Atma Wijaya.Menurutnya, sudah selayaknya Parung memiliki RSUD. ”Untuk fasilitas kesehatan bisa dikatak… Read More
Empat Situ Hilang Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane (BBWSCC) mencatat ada 206 situ yang ada di bawah naungannya se-Jabodetabek. Dari jumlah itu, 20 situ kini beralih fungsi.Kepala BBWSCC Jarot Widyako menegaskan, kini pihakny… Read More
273.120 Jiwa Belum Miliki E-KTP Tahun ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bogor masih harus mengejar target kepemilikan e-KTP. Setelah menerima 70 ribu keping blanko kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) dari Kementerian D… Read More
0 komentar:
Post a Comment