Friday, 23 March 2018
Home »
metropolis
» BNK Akui Peredaran Narkoba di Lapas
BNK Akui Peredaran Narkoba di Lapas
BOGOR–RADAR BOGOR, Penangkapan pengedar narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji besi, bukan tidak mungkin. Apalagi, dengan kondisi jumlah penghuninya yang masuk gara-gara tersangkut narkoba. Seperti disampaikan Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK) Bogor, Rika Indriati.
“Segala kemungkinan (penjualan narkoba dalam lapas, red) itu bisa sangat terjadi. Kalau saya bilang tidak ada, itu bohong. Karena bukan rahasia umum lagi, kalau itu ada,” ujar Rika yang dihubungi Radar Bogor, kemarin (21/3).
Rika menjelaskan bagaimana bandar bergerak dari lapas. Para bandar yang memiliki jaringan, mengendalikan dengan cerdik. Sedangkan transaksi dilakukan orang yang berada di luar lapas. Artinya, ada komunikasi sebelum bandar tertangkap untuk mengamankan peredaran di luar.
“Jadi, bandar ini menjaring, meneruskan pada orang yang harus siap sedia peredarannya,” katanya.
Kelemahan pengawasan sendiri, kata Rika, terbukti dari adanya penggunaan ponsel yang digunakan bandar. Di sana, terdapat kode tertentu untuk memasukkan narkoba ke dalam lapas. Atau sebaliknya, peredaran narkoba dalam lapas. Pengunjung membawa narkoba dengan cara diselundupkan.
“Jadi saat sipirnya memeriksa itu, lolos. Di dalam tempat tertentu yang tidak bisa dicek secara langsung,” bebernya.
Rika menilai, lemahnya pengawasan peredaran narkoba dalam lapas adalah hal manusiawi.
”Keberadaan pengedar dalam lapas memang benar adanya. Namun, berbagai upaya sudah dilakukan. Seperti untuk penerimaan CPNS pegawai lapas. Kalau sudah terlibat kasus, sudah ada sanksi hukumnya,” katanya.
Terkait para narapidana atau warga binaan sendiri, lanjut Rika, tergantung pada individunya. Sebab, para pengedar dinilai memiliki anggapan berbeda terhadap bahaya narkoba.
“Sekarang yang kami lakukan adalah sosialisasi aktif kepada masyarakat agar sadar,” katanya.
Contohnya, pelaku yang tidak sadar bahwa mereka sudah terlibat di dalam jaringan narkoba.
”Seperti kurir narkoba. Kenyataannya kan mereka terlibat. Alasannya betul atau tidak, tanpa disadari ia melakukan itu,” imbuhnya.
Narkoba menjadi ladang bisnis yang menggiurkan manusia. Tak heran, lanjut Rika, jika banyaknya jaringan narkoba dijanjikan dengan upah besar.
“Padahal itu adalah sebuah tindakan melanggar hukum,” tandasnya.
sumber: radarbogor.id
Related Posts:
Pesimistis Selesaikan Ruislag R3 Tahun Ini BOGOR–RADAR BOGOR, Lebih dari dua pekan diblokir, tetapi hingga kini belum ada penyelesaian dari persoalan lahan Regional Ring Road (R3). Proses konsinyasi antara Pemkot Bogor dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJ… Read More
Usulan Pokir Dewan Capai Rp363,3 M BOGOR–RADAR BOGOR, Usulan dana aspirasi dewan atau pokok pikiran (pokir) anggota DPRD Kota Bogor ternyata menyedot anggaran yang tak kecil. Untuk rencana anggaran tahun 2019, para wakil rakyat ini mengusulkan 1.818 usulan … Read More
Petani di Ambang Kerugian BOGOR–RADAR BOGOR, Jelang musim panen 2018, berbagai persoalan di bidang pertanian mencuat. Salah satunya terkait harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani yang dianggap sudah tidak relevan dengan kondisi perekonomian … Read More
Tawarkan Konsep Eklektisisme BOGOR–RADAR BOGOR, Mempunyai konsep yang berbeda dengan tempat makan lainnya menjadi keunggulan dari Resto Teras Dara. Mengusung konsep eklektisisme, para pengunjung akan disuguhkan dengan sejumlah pajangan dan pemandangan… Read More
Bernostalgia dengan Surat Kabar Lawas BOGOR-RADAR BOGOR, Dari berbagai serangkaian kegiatan memperingati Hari Pers Nasional (HPN), ada yang menarik ketika mengunjungi pameran foto zaman dahulu yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bogor … Read More
0 komentar:
Post a Comment