Monday, 19 March 2018
Home »
metropolis
» Upaya Dinkes Kota Bogor Menekan Angka Kematian Ibu dan Anak
Upaya Dinkes Kota Bogor Menekan Angka Kematian Ibu dan Anak
BOGOR-RADAR BOGOR, Menekan angka kematian pada ibu dan anak, Dinas Kesehatan mengajak 20 organisasi wanita yang ada di Kota Bogor untuk membentuk satu forum bernama Nga-Emas (Expanding Maternal and Neonatal Survival) di gedung BKKBN Dinkes, kemarin.
Emas sendiri merupakan program dari Dinas Kesehatan yang bertujuan mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Nga-Emas merupakan sebuah forum masyarakat yang terdiri atas individu dan organisasi atau lembaga swadaya masyarakat yang peduli terhadap kesehatan ibu dan anak. Terutama pada upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan.
Dalam paparannya, Dr Erna mewakili Dinas Kesehatan Kota Bogor, menyatakan bahwa memang untuk data dari tahun ke tahun, angka kematian ibu menurun di tiga tahun ke belakang. Tercatat pada 2015, jumlah kematian ibu di Kota Bogor sebanyak 21. Sedangkan pada 2016, jumlahnya meningkat sebanyak 22 kasus. Tapi, di 2017, jumlah kematian ibu menurun drastis, sejumlah 6 orang.
Untuk kematian bayi baru lahir, kisaran umur 0–28 hari, pada 2015 sebanyak 51 anak, pada 2016 sebanyak 43 anak, dan pada 2017 meningkat hampir 100 persen, yaitu 64 anak.
Untuk jumlah kematian bayi usia 1–11 bulan, pada 2015 sebanyak 14 anak, pada 2016 dan 2017 sebanyak 10 anak. Kematian pada anak balita umur 1–5 tahun, pada 2015 sebanyak 7 anak, naik di 2016 sebanyak 9 anak, dan kembali meningkat 100 persen pada 2017 sebanyak 18 anak.
Total keseluruhan, jumlah kematian bayi umur 0–1 tahun yaitu berjumlah 65 di tahun 2015, menurun di 2016 menjadi 53 anak, dan kembali meningkat di 2017 menjadi 74 anak. Sedangkan jumlah total kematian balita usia 0–5 tahun di 2015 sebanyak 72, menurun di tahun 2016 menjadi 62, dan kembali meningkat di 2017 menjadi 92 anak.
“Penyebabnya bermacam-macam. Untuk bayi baru lahir, masalah bayi berat badan rendah (BBLR) menjadi faktor yang paling banyak menyebabkan bayi meninggal dibandingkan penyebab lainnya. Yaitu sebanyak 40,6 persen,” ungkap Erna.
Sementara pada bayi lebih banyak masalah pneumonia sebanyak 20 persen diban-dingkan penyebab lainnya. Dan, diare menjadi penyebab kematian paling banyak pada balita dengan persentase 22 persen dibandingkan faktor lainnya.
Untuk penyebab kematian pada ibu, banyak ditemui karena pendarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan gangguan sistem peredaran darah. Erna mengatakan bahwa sebetulnya akses pelayanan ibu dan bayi di Kota Bogor sudah cukup baik. Namun demikian, masih ditemukan angka kematian ibu dan bayi.
Target Dinas Kesehatan Kota Bogor adalah menuju zero atau nol kematian ibu dan bayi. Namun, permasalahan yang terjadi masih ada di tingkat pemberdayaan masayarakat, pelayanan kesehatan primer, pelayanan rujukan, dan pembiayaan.
Forum Nga-Emas ini, lanjut Erna, diharapkan dapat membantu Dinkes untuk mencapai target tersebut.
“Dalam pertemuan ini, diharapkan lahir kader-kader baru yang merupakan ujung tombak tercapainya target yang dimaksud. Mereka adalah para perwakilan organisasi wanita yang diundang hadir dan memiliki konsen dan kepedulian yang sama akan isu kesehatan ibu dan anak,” tegasnya.
Dalam pertemuan tersebut, juga dirumuskan program-program yang akan dikerjakan dalam setahun ke depan. Misalnya, sosialisasi forum Nga-Emas, edukasi tentang kesehatan ibu dan anak via jejaring media sosial, pelatihan untuk MKIA (motivator kesehatan ibu dan anak), pelaksanaan kelas ibu hamil di posyandu, pendampingan dan advokasi ibu hamil dan bayi, serta mengawal maklumat pelayanan rumah sakit rujukan dan puskesmas yang ada di Kota Bogor.
Salah seorang kader yang merupakan perwakilan dari organisasi Wanita Hindu Darma Indonesia (WHDI) Kota Bogor, Ni Luh Puspasari, mengaku sangat antusias dengan program Nga-Emas tersebut.
Kata dia, program-program Nga-Emas bisa diterapkan pada komunitas mereka. Yaitu, bisa melakukan pendekatan dengan melakukan pendampingan kepada calon mempelai untuk melakukan edukasi terkait isu kesehatan ibu dan anak.
sumber: radarbogor.id
Related Posts:
Geber 3.018 Perbaikan RTLH KASUBAG Adiministrasi Kesejahteraan Rakyat Setdakot Bogor Bosse Anugrah Jusran menjelaskan, penerima bantuan hibah bansos RTLH 2018 terdiri dari pengajuan tahun 2017 yang sudah diverifikasi dan sisanya untuk pengajuan tahu… Read More
Terminal Baranangsiang Wewenang Kemenhub BOGOR–RADAR BOGOR, Meski sempat terjadi tarik ulur antara pemisahan kawasan terminal dan bisnis untuk Terminal Baranangsiang, Pemkot Bogor akhirnya harus patuh menyerahkan pengelolaan terminal tipe A itu secara keseluruhan… Read More
Cek Pengajuan RTLH, Tinggal Klik! BOGOR – Pemkot Bogor memastikan penyaluran dana hibah bantuan sosial untuk perbaikan rumah tidak layak huni dilakukan secara transparan.Publik dipastikan dapat mengetahui siapa saja yang menerima bantuan dan memantau langs… Read More
Pengangguran Diklaim Berkurang BOGOR–RADAR BOGOR, Angka pengangguran di Kota Bogor menurun sebesar 1,51 persen dari 2015 ke 2017. Sebelumnya tercatat, pada 2015 pengangguran berada pada angka 11,08 persen, namun di 2017 angka tersebut turun menjadi 9,57… Read More
Motor Hasil Curian Dijual Pretelan BOGOR–RADAR BOGOR, Dalam jangka sepekan terakhir, Satuan Reskrim Polresta Bogor Kota berhasil meringkus dua tersangka pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua. Hanya, beberapa benda hasil curian yang seharusnya men… Read More
0 komentar:
Post a Comment