Banner 1

Monday, 19 March 2018

Lansia juga Butuh Sosialisasi


Seorang lanjut usia (lansia) seringkali menerima perlakuan tidak menyenangkan. Khususnya dari oknum generasi muda yang tidak memiliki pemahaman secara khusus terhadap fenomena menua.

Sehingga, para lansia terkadang merasa sepi dan seolah hidup sendiri di dunia. Ini merupakan masalah yang perlu diminimalisasi. Yakni dengan memberikan perlakuan serta tindakan yang baik.

Pengamat lansia, NS Ibnu Abas mengata­kan, yang menjadi masalah saat merawat usia 60 tahun ke atas adalah kurangnya faktor pengetahuan pada generasi muda. Perlu diketahui, jauh sebelum menua memi­liki fisik, emosional, spiritual serta sosia­lisasi yang baik saat masih muda. Sangatlah mudah untuk mengurusnya ketika menjadi tua.

“Pada prinsipnya sama seperti kesehatan. Mencegah lebih baik daripada mengobati,” ujarnya kepada Radar Bogor.

Pria yang juga kepala Rusun Sasana Tresna Werdha (STW) Cibubur itu menuturkan, generasi muda perlu memperhatikan keempat hal tersebut. Jika dilihat secara fisik, lansia perlu dijaga pola makannya. Kemudian memberikan aktivitas baru, karena akan membuat mereka tetap sehat.

“Jangan hanya sekadar momong cucu. Mungkin juga kita memperkenalkan dengan tempat-tempat kegiatan lansia. Sekarang pun di BKKBN punya program Bina Keluarga Lansia (BKL) dan posyandu lansia. Sehingga, generasi muda harus tahu ke mana dan kepada siapa untuk membantu lansia,” jelasnya.

Menurut Abas, lansia juga membutuhkan perhatian. Mereka rewel bukan karena keinginannya yang tidak beralasan. “Seperti memberikan sapaan khusus dengan sebutan kesukaan mereka. Jadi, tidak harus dipanggil oma, opa, kakek dan nenek,” ucapnya.

Ibnu juga menekankan bahwa generasi muda juga perlu memperhatikan lansia melalui aspek sosialnya.


Sumber : radarbogor.id

0 komentar:

Post a Comment