Banner 1

Tuesday, 27 March 2018

Kaca Piring untuk Perawatan TB


Menteri Keseha­tan Nila F Moeloek membuka peringatan Tuberculosis Se­dunia (TB Day) di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG) di Ke­camatan Cisarua, 22 Maret lalu. TB Day sendiri diperingati dan jatuh setiap 24 Maret.

Pada TB Day, digelar seminar ilmiah dan seminar awam ten­tang TB di gedung Wijaya Kusuma RSPG Cisarua Bogor. Bertindak sebagai keynote speaker dalam acara seminar ilmiah adalah menteri kese­hatan RI, sekaligus meresmi­kan gedung Kaca Piring seba­gai ruang perawatan TB dan TB-resisten obat (TB-RO) atau multidrug resistant tuberculosis (MDR TB).

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dengan tegas me­nga­takan bahwa pemerintah juga memiliki tugas sebagai pe­nata­laksanaan seperti pene­muan, penegakan diag­nosis, pengobatan dan pemantauan pengobatan dan menerima rujukan pasien TB RO.

”Lalu kami menyusun SOP layanan TB RO dan mengupa­yakan keberlang­sungan keter­sediaan obat TB RO dan logistik lainnya sesuai prosedur. Yang tak kalah pentingnya adalah persiapan sarana, prasarana, dan tenaga kesehatan yang sesuai dengan pedoman stan­dar,” beber Nila.

Gerakan pemerintah pusat lainnya, adanya koordinasi yang intens dengan Dinas Ke­se­hatan kabupaten ataupun kota dalam rangka pemantauan kepatuhan dan ketuntasan pe­ngobatan pasien TB RO.

Poin penting lainnya, soal laporan hasil pelaksanaan pe­la­yanan pasien TB RO kepada Kementerian Kesehatan melalui masing-masing kepala dinas dengan tembusan kepada di­rektur jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit, direktur jenderal pelayanan kesehatan, dan Dinkes provinsi secara berkala.

Kementerian Kesehatan juga masih mengacu kepada tiga pilar Indonesia Sehat. Perta­­ma, soal paradigma sehat yang su­dah masuk rencana pem­ba­ngu­­nan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015–2019. Di mana, pengaruh utama ke­se­hatan dalam pem­ba­ngu­nan dan penguatan upaya pro­mo­tif dan preventif serta pem­ber­dayaan masyarakat ada di dalamnya.

”Yang kedua adalah penguatan yankes (pelayanan kesehatan). Ada beberapa program di dalamnya seperti peningkatan akses yankes, terutama pada fasilitas kesehatan tingkat per­tama dan optimalisasi sistem rujukan,” paparnya.

Seminar peringatan TB Day 2018 di RSPG Cisarua Bogor mengambil tema: “Wanted: leaders for a TB-free world” untuk seminar ilmiah. Sedang­kan untuk seminar awam ber­tema ”Penyakit Tuberkulosis tidak Mungkin Berlalu, Jika Kita tidak Bertemu.”

”RSPG Cisarua Bogor me­rupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Kese­hatan RI sebagai RS khusus paru kelas A, yang diamanatkan menyelenggarakan upaya pe­nyembuhan dan pemulihan secara paripurna di bidang ke­sehatan paru secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya. Tugas tersebut menjadi ama­nah untuk RSPG dalam upa­ya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat ten­tang penyakit tuberkulo­sis,” tambah Direktur Utama RSPG Cisarua dr Wuwuh Utami Ningtyas.

Kata Wuwuh, seminar ini di­kemas secara informatif, edukatif dan komunikatif de­ngan harapan masyarakat da­pat melihat, mendengar dan menyadari secara lang­sung bahwa penyakit TB ini benar-benar menyebar secara cepat dan masif.

”Harapan lebih jauh dari pelaksanaan seminar ini ada­lah bahwa tokoh masyara­kat, asosiasi profesi, asosiasi ru­mah sakit dapat berperan penting sebagai leaders dalam me­ningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam memberantas dan me­nang­gulangi TB secara nasional,” tukasnya.


Sumber : radarbogor.id

0 komentar:

Post a Comment