Banner 1

Tuesday, 13 March 2018

Danone-Aqua Optimalkan Daur Ulang Plastik


Sebagai perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) dan minuman ringan, Danone-Aqua berkomitmen untuk mengoptimalkan peng­gunaan plastik dalam sistem produksinya dan menciptakan siklus hidup baru bagi kema­sannya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi laju sampah kema­san di lingkungan dan mela­kukan pengelolaan sampah produknya yang selaras dengan visi perusahaan, ”one planet one health.”

Berbicara dalam sesi corporate initiatives pada acara Inter­national Zero Waste Cities Confe­rence 2018 di Bandung, Sustainable Development Direc­tor Danone Indonesia Kar­yanto Wibowo menjelaskan, keter­libatan aktif pihak swasta juga menjadi salah satu kunci keber­hasilan circular city.

Terlebih lagi Danone-Aqua berkomitmen untuk men­dukung tumbuhnya circular economy untuk kemasan plastik di Indonesia dengan men­ciptakan kemasan yang mudah didaur ulang dan bekerja sama dengan pelaku industri daur ulang kemasan untuk men­ciptakan siklus hidup baru bagi kemasannya.

”Sejak 2010, Danone-Aqua telah menginisiasi pem­bangu­nan enam bisnis daur ulang di Tangerang Selatan, Bali, Lombok dan Bandung bekerja sama dengan Namasindo untuk menarik sampah kemasan dari lingkungan,” jelas Karyanto.

Danone-Aqua juga berambisi untuk me-recover lebih banyak sampah kemasan plastik dari yang diproduksinya pada 2030.

”Untuk mendukung ambisi tersebut kami bekerja sama dengan Kementerian Ling­kungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Teknologi Ban­dung (ITB) dan Solid Waste Indo­nesia (SWI) melakukan pene­­litian atas laju daur ulang sam­pah plastik sebagai landa­san untuk strategi pengelolaan ke­masan kami,” kata Karyanto.

Selain itu, riset ini juga untuk mengetahui kinerja pengelolaan sampah di Indonesia, di mana data ini yang nantinya bisa digunakan oleh pemerintah dan pihak lain untuk mem­bangun model sirkular ekonomi yang tepat untuk Indonesia.

Hal yang menarik dari hasil riset Waste Flow, value chain and recycling rate analysis in Indo­nesia, yang dipresentasikan oleh Dini Trisyanti -peneliti Sustainable Waste Indonesia (SWI)- bahwa recycling rate PET bottle di Indonesia sebesar 62%, ternyata lebih tinggi dari rata-2 Eropa (48%) dan Amerika (29%).

”Sebab botol PET mempunyai harga jual yang tinggi dan telah terkelola dengan baik oleh industri daur ulang. Hal ini selayaknya dikembangkan juga untuk kemasan lain yang masih sulit didaur ulang dan bernilai rendah, misalnya multilayer,” kata Dini.

Sementara itu, menurut Prof. Enri Damanhuri -peneliti dari Departemen Teknik Lingkungan ITB yang memimpin penelitian terkait  waste flow and packaging collection rate research di Bali- plastik berkontribusi 14% dari sampah di Bali.

”Dari total sampah plastik di Bali, 44% belum terkelola dan mencemari lingkungan, 28% masuk TPA dan 27% sudah didaur ulang,” jelasnya.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • HUT ke-29, Politeknik LP3I Gelar Liga Futsal 2018 Politeknik LP3I Jakarta kampus Cileungsi menyelenggarakan LP3I After Nine Futsal League 2018, Sabtu (3/3), di lapangan futsal Bhinneka dengan tema ”Let’s Play Fair Play”.Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT… Read More
  • Tiga Tahun Puncak II Mangkrak Ditutupnya jalur Puncak Bogor akibat bencana longsor 5 Februari 2018 lalu, membuat proyek poros tengah timur (PTT) atau Jalur Puncak II dilirik lagi. Meski sudah tiga tahun –tepatnya sejak 2015– proyek sepanjang 60 kilomet… Read More
  • Ganti Pimpinan Tunggu Gubernur DPRD Kabupaten Bogor resmi mengirimkan surat usulan pengganti tiga pimpinannya yang maju dalam ajang Pemilihan Bupati (Pilbup) 2018.Kursi Ketua DPRD yang ditinggalkan Ade Ruhandi akan digantikan oleh Ilham Permana, Wakil K… Read More
  • Diharapkan Kerek Perekonomian Masyarakat Masyarakat Kecamatan Nanggung akhirnya memiliki pasar rakyat yang representatif, kemarin (5/3). Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Adang Suptandar pun meresmikan penggunaan pasar tersebut.Ia mengatakan, Pasar Nanggu… Read More
  • Jalur Alternatif Babakanmadang Rawan Longsor Pengendara yang melintasi jalur alternatif Babakanmadang menuju Suka­mak­mur, diminta waspada selama musim hujan. Pasalnya, tebing yang ada di jalan alter­natif tersebut, rawan longsor karena tergerus air hujan.Pantauan Ra… Read More

0 komentar:

Post a Comment