Banner 1

Tuesday, 20 March 2018

Dana Desa Tunggu Perbup Keluar



Memasuki bulan ketiga, pencairan dana desa (DD) mengalami hambatan.  Musababnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor belum menyelesaikan peraturan bupati (perbup) definitif tentang DD.
Padahal, 416 desa  sangat menantikan cairnya anggaran untuk melaksanakan program kerja tahunan. Keterlambatan ini  pun berpotensi menjadi penghambat pembangunan desa di Kabupaten Bogor.
Kepala Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Abdul Azis Anwar mengaku seharusnya akhir Januari DD sudah cair. Namun hingga Maret belum juga bisa dicairkan. Menurutnya, keterlambatan tersebut bermuara karena bupati belum meram­pungkan perbup.
”Tidak sedikit warga yang me­nanyakan kapan pemba­ngunan infrastruktur desa dibangun. Lambatnya pen­cairan DD jadi beban moril bagi kades,” ujar Azis.
Ia melanjutkan, untuk DD termin pertama di Desa Cimanggis, dari tahun lalu hingga kini tidak ada perubahan. Hanya mendapatkan dana sebe­sar Rp800 juta. Sesuai hasil musyawarah tingkat desa (musrenbangdes), untuk alokasi DD masih diperuntukan bagi infrastruktur.
”Kami berharap pelaporan pertanggungjawaban tidak terlalu sulit dan memusingkan.  Termasuk waktu pekerjaan juga jangan terburu-buru karna faktor cuaca tidak menentu,” urainya.
Sementara itu, Kabag Perun­dang-undangan Setda Kabupaten Bogor Ade Jaya mengaku, saat ini perbup definitif tentang DD masih diperbaiki Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD).
Sebelumnya, DPMD sudah mengirimkan format tata cara dan dokumen tentang perbup tersebut ke bagian perundang-undangan, namun masih ada yang kurang dan perlu direvisi.
Terpisah, Kepala DPMD  Kabu­paten Bogor Deni Ardiana ber­kilah DD tak kunjung dicair­kan karena perbup masih digodok. ”Secepatnya diselesaikan agar (anggaran) cair,” singkatnya.
Meski begitu, sambung Deni, mekanisme pencairan DD setiap desa pasti berbeda-beda, dilihatnya dari rumus pemba­­gian yang diberikan pemerintah pusat.
”Ada penghitungannya, ada yang dibagi rata, ada juga yang diperuntukan bagi desa-desa yang sangat tertinggal. Ada desa yang menurut perhitu­ngan berdasarkan angka pen­duduk, garis kemiskinan, rumus itu yang membedakan proporsi ADD dan DD,” katanya.
Menurutnya, dana desa nominalnya berkisar Rp800 juta hingga Rp1 miliar. Desa tertinggal mendapatkan proporsi yang lebih besar, sedikitnya ada 105 desa yang masuk kategori tertinggal.
”Kan ada 77 persen itu dibagi rata untuk semua desa, kemu­dian 3 persen diperun­tukkan desa tertinggal dan 20 persen melihat keadaan desa,” pungkasnya.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • Pengajian Keep Istiqomah Peduli Kemanusiaan Rutin melaksanakan pengajian bersama, membuat ibu-ibu dari kawasan Cibubur maupun sekitarnya ini tergerak untuk lebih bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat. Mereka menggencarkan berbagai program maupun kegiatan kemanusi… Read More
  • Misi Bangun Sejuta Perpustakaan Terinspirasi dari kegiatan membaca buku, puluhan mitra GO-JEK yang tergabung dalam komunitas sosial Gosendpedia, melakukan serangkaian kegiatan untuk membantu anak-anak sekolah lewat sarana perpustakaan.Salah satu pelopor … Read More
  • Ciptakan Inovasi, Hindari Laka Lantas Satlantas Polres Bogor memperkenalkan teknologi inovasi kreatif sebagai alat edukasi dan kesela­matan di Pos Polisi 2B, Gadog, Kecama­tan Ciawi, kemarin (25/3). Tujuan­nya, agar para anggota dapat berkreasi mem­buat sarana… Read More
  • 200 Burung Walet Kecelakaan Truk fuso bermuatan 200 ekor burung walet yang hendak diantar dari Sukabumi menuju Ka­rawang mengalami kece­la­kaan tunggal di Jalan Raya Trans­yogi, Desa Jatisari, Keca­matan Cileungsi, Kabupaten Bogor, dini hari (22/3) k… Read More
  • Simpang Ciawi Diselimuti Debu Kondisi jalan rusak dan berdebu terlihat di simpang Ciawi. Sudah sejak lebih dari dua bulan lamanya, debu memperparah kondisi jalan. Ke­­rusakan jalan juga menambah kemacetan panjang setiap harinya.Tokoh masyarakat Ciawi A… Read More

0 komentar:

Post a Comment