Banner 1

Wednesday, 7 March 2018

Aset Geopark Ada di Bogor Barat


Lima belas kecamatan di wilayah barat Kabupaten Bogor, digadang-gadang akan menjadi aset geopark nasional (taman geologi/ bumi). Antara lain Kecamatan Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Tamansari, Parung, Ciseeng, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Jasinga dan Tenjo. Seluruhnya termasuk dalam kuadran III. Artinya, memiliki IPM dan PDRB yang rendah.

Kepala Bidang Sarpraswil Bappeda Litbang Kabupaten Bogor, Ajat R Jatnika men­jelaskan, pada kuadran III perlu adanya pengungkit ekonomi dan sosial terpadu untuk meningkatkan indikator eko­nomi maupun sosial.

Dia melanjutkan, Kabupaten Bogor memiliki luas wilayah lebih dari 298 ribu hektare.Sedangkan kecamatan yang menjadi rencana geopark ada 15 wilayah mencapai 132 ribu hektare dengan 173 desa.

”Ada yang disebut geodiversity, biodiversity dan culture diversity. Karena berangkat dari kondisi yang sama, secara ekonomi masih lemah, lihat potensi dan konteks biodiversity. Resep itu yang akan dicoba,” tuturnya.

Besar harapan, sambung Ajat, geopark akan didorong ke tingkat nasional bahkan internasional. Sedianya yang paling mendasar dari geopark itu sebenarnya pemberdayaan. Jika geopark ada namun yang maju adalah pengusahanya, bukan itu yang dituju.

”Geopark harus nempel ke ma­syarakatnya. Ketika ma­syarakat akan mengeksp­loitasi pasti akan berpikir apakah ini merusak lingkungannya atau tidak,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menam­bahkan, khusus untuk pe­ngembangan wilayah yang berbasis geopark, perlu disam­paikan alasan-alasan Pemkab Bogor menargetkan Geopark Pongkor menjadi geopark nasional menuju Unesco Global Geopark (UGG).

”Dalam upaya mengimple­mentasikan program Nawacita di Kabupaten Bogor, salah satu konsep potensial yang diusung adalah bagaimana mening­katkan kesejahteraan masya­rakat melalui pengembangan geopark,” ucapnya.

Lalu, sambung Ipah -biasa dia disapa- secara umum geopark merupakan cara pe­ngembangan kawasan de­ngan melibatkan peran multi-stakeholders sehingga memberi­kan dampak kemajuan wilayah melalui kegiatan-kegiatan konservasi, edukasi dan kepa­riwisataan yang berkelan­jutan guna meningkat­kan kese­ja­hteraan masyarakat.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • Puncak Ditutup, Lalin Transyogi Stagnan Ditutupnya jalur Puncak Cisarua, berdampak pada arus lalu lintas di Jalan Raya Transyogi. Sejak Jumat (30/3) hingga kemarin (1/4) arus lalu lintas (lalin) di Jalan Raya Transyogi padat merayap. Pantauan Radar Bogor, kemace… Read More
  • Kenali Jurnalistik sejak Dini Pimpinan Cabang Pemuda Mu­hammad­iyah­(PCPM) Parung mengadakan pelatihan jurnalistik bagi pelajar SMP dan SMA/SMK di SMP Muhammadiyah 37 Parung, Sabtu (31/3) pekan lalu. Pelatihan menyuguhkan sejumlah materi untuk mengenal… Read More
  • Kerap Jadi Arena Balap Liar Fasilitas jalan raya yang mulus di jalan baru Leuwinanggung, Desa Cikeas, Kecamatan Gunung­putri, Kabupaten Bogor, menim­bulkan persoalan baru.Masalah yang timbul bukan karena jalan rusak, melainkan fungsi jalan yang beral… Read More
  • Mapeling Launching Bank Sampah Masih dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2018, Masya­ra­kat Peduli Lingkungan (Mapeling) Gunung Salak–Cisadane-Bogor bekerja sama dengan Kementerian Ling­kungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melaksanakan kegi… Read More
  • Baraya Wakafkan Tanah dan Renovasi Makam Ulama Guna menjaga kelestarian peninggalan sejarah para penyebar Agama Islam, PT Barisan Baraya Hiraya (Baraya) mewakafkan sebidang tanah untuk makam ulama di Kelurahan Karang Asem Timur, Kecamatan Citeureup, Senin (2/4/2018).Wa… Read More

0 komentar:

Post a Comment