Berada di kawasan perbatasan metropolitan Cibubur dan Jakarta tidak membuat pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak hotel di Cileungsi dan Gunungputri tinggi. Berdasarkan data UPT Pajak Daerah 2 Cileungsi-Gunungputri, pendapatan bea peralihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) dan pajak bumi dan bangunan pedesaaan dan perkotaan (PBB-P2) justru yang paling tinggi.
Adapun realisasi pemasukan pajak BPHTB tahun 2017 saja mencapai Rp66 miliar. “Sedangkan pemasukan pajak terbesar kedua bersumber dari PBB P2. Tercatat, pada realisasi tahun 2017 mencapai Rp54,632 miliar,” ujar Kasubag TU UPT PD 2 Cileungsi-Gunungputri, Herry Gianantha kepada Radar Bogor.Sementara untuk sumber PAD paling rendah di kawasan satelit itu bersumber pada hotel dan genset.
“Untuk pajak hotel yang terakumulasi mencapai Rp275,203 juta, sedangkan genset hanya Rp191,754 juta,” imbuhnya.
Rendahnya pendapatan pajak dari hotel dan genset dikarenakan berbagai alasan. Misalnya, pabrik genset, banyak yang mulai gulung tikar. Sementara hotel, jumlah orang yang menginap juga tidak banyak. Belum lagi persaingan hotel yang semakin menggila.
Adapun sumber pajak lainnya, dari resto sebesar Rp9,054 miliar, hiburan Rp5,966 miliar, reklame Rp846,873 juta, parkir Rp1,556 miliar, dan pajak air tanah Rp2,846 miliar.
“Untuk parkir, kami akan terus menggenjotnya. Karena potensi parkir masih banyak yang belum tergali,” tukasnya.
Sumber : radarbogor.id
0 komentar:
Post a Comment