Monday 16 April 2018
Home »
bogor raya
» Kampung Tengah, Pesona yang Terabaikan
Kampung Tengah, Pesona yang Terabaikan
Seperti namanya, Kampung Tengah memang berada di pusat Desa Puraseda. Ada sebelas bukit yang mengelilinginya, yakni Bukit Peuteuy, Bukit Cekdom, Bukit Pasir Ipis, Bukit Tanjungsari, Bukit Cianteun, Bukit Pabangbon, Bukit Bitung, Bukit Muara III, Bukit Cigong, Bukit Kemang, dan Bukit Pasir Lame.
Di sekeliling desa juga dilalui arus Sungai Cipuraseda, yang termasuk bagian anak Sungai Cisadane. Uniknya, aliran Sungai Cipuraseda selalu berubah-ubah.
Masyarakat yang ingin keluar-masuk dari kampung tersebut harus melewati bentangan kali yang masih menunjukkan keperawanannya. Airnya masih jernih.
Belum lama ini, Kampung Tengah menjadi sorotan publik lantaran amukan Sungai Puraseda yang menghancurkan satu rumah, bangunan sekolah serta memutuskan akses jalan dan jembatan.
Menurut sejarah, Kampung Tengah didirikan oleh Mbah Kenok 200 tahun silam. Jejak sejarah tersebut terlihat dari makamnya yang berada tak jauh dari pemukiman warga. Belum diketahui asal muasal Mbah Kenok. Namun, warga sekitar mengakui jika ia merupakan sosok pertama yang mendiami Kampung Tengah.
Komariah (70), salah satu warga mengatakan, sangat menjunjung tinggi Mbah Kenok sebagai nenek moyang warga Kampung Tengah. ”Mbah Kenok itu identik dengan Kampung Tengah. Kata kakek saya, dia membangun Masjid Alfurqon yang usianya sudah 200 tahun,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Mbah Kenok yang selama ini dikenal masyarakat Kampung Tengah, lanjut Komariah, memiliki ajaran-ajaran yang selalu dijadikan pegangan warga Kampung Tengah. Antara lain memakmurkan masjid, ajakan untuk tidak meninggalkan salat, rajin mengaji, dan peduli kepada sesama.
Banyaknya historis yang dimiliki Kampung Tengah, lanjutnya, membuat warga merasa bangga. ”Saya lahir, besar, dan cari makan di sini. Bahkan mati pun ingin di sini,” tegas Komariah.
Selain masjid, Mbah Kenok juga membangun Majelis Taklim Nurul Ikhlas. Melalui keduanya, syiar Islam bisa menyebar bukan hanya di Kampung Tengah. Tapi juga seantero Leuwiliang.
”Masyarakat dari RW lain juga pada ngaji di sini. Alhamdulillah setiap kegiatan taklim selalu ramai. Malahan kami juga sering rapat kampung di sini untuk membahas segala persoalan,” katanya.
Sementara itu, Camat Leuwiliang Chairuka Judhyanto mengatakan, secara bertahap pihaknya akan mengembangkan potensi pesona alam yang ada di Desa Puraseda menjadi salah satu daerah tujuan wisata. Langkah yang ia lakukan pertama kali adalah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk membentuk relawan siaga bencana berbasis masyarakat.
Sumber : radarbogor.id
0 komentar:
Post a Comment