Friday, 2 March 2018
Deposito Lebih Likuid
Investasi di surat utang negara (SUN) bisa jadi tak semenarik tahun-tahun sebelumnya. Terlebih bagi investor ritel. Sebab, yield (imbal hasil) surat berharga itu bisa menurun seiring investment grade yang disematkan pada outlook surat utang Indonesia.
Sebelumnya, lembaga pemeringkatan Fitch telah memberikan peringkat BBB dengan outlook stabil kepada Indonesia. Sementara itu, Standard & Poor’s (S&P) memberikan peringkat BBB- dengan outlook stabil.
Meski Moody’s belum merevisi peringkat Baa3-nya untuk Indonesia, nyatanya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia membaik. Hal tersebut terlihat dari dukungan investor ritel saham yang menjadi pendorong kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Namun, di pasar obligasi, SUN sebetulnya berpeluang memberikan yield yang tak seberapa seiring membaiknya perekonomian.
’’Yield-nya hampir sama dengan bunga deposito. Tetapi, deposito bisa lebih dipilih karena sifatnya lebih likuid daripada SBN (surat berharga negara),’’ kata ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih.
Meski begitu, Lana mengapresiasi langkah pemerintah yang baru saja menerbitkan sukuk ritel 010 dengan imbal hasil 5,9 persen. Hal itu dinilai tepat untuk pendalaman pasar keuangan. Khususnya lewat target market generasi milenial yang cepat beradaptasi dengan sistem pembelian SBN secara online.
Namun, dari sisi yield, spread antara yield SUN dan bunga deposito sebenarnya tidak jauh. Berdasar data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), per akhir Januari bunga deposito rata-rata mencapai 5,48 persen.
Pada bagian lain, Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Aida S. Budiman menyatakan, pemerintah terus menggalang investasi masuk ke Indonesia. Baik melalui pasar keuangan maupun sektor riil. Investasi di portofolio, baik dari investor lokal maupun global, sama pentingnya dengan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI).
Menurut Aida, pemerintah akan meyakinkan masyarakat lewat Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
”Selain kepada dunia internasional, kami menekankan kepada publik dan masyarakat Indonesia bahwa ekonomi kita sekarang sudah reformed (tereformasi), resilient (tahan guncangan), dan progressive (terus bertumbuh).
Jadi, bukan hanya investor global yang masuk, tapi lokal juga harus punya optimisme pada perekonomian sehingga mau berinvestasi,’’ tuturnya.
Sumber : radarbogor.id
Related Posts:
Target Tingkatkan Pendapatan 20 Persen Setelah Botani Square, Dekranasda Kota Bogor kembali membuka galeri kerajinan baru. Kali ini di Lippo Plaza Keboen Raya. Galeri baru yang mulai beroperasi sejak awal minggu lalu ini pun, ditargetkan mampu meningkatkan pend… Read More
Target Setoran Pajak Naik Rp18 Triliun Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat III mencatatkan prestasi membanggakan untuk pelaporan surat pemberitahuan (SPT) pajak.Hingga 28 Maret 2018, tercatat sebanyak 38 persen wajib pajak (WP) tela… Read More
Blue Core Yamaha Motor Show Genjot Pasar Anak Muda Event ekshibisi Blue Core Yamaha Motor Show (BYMS) tahun ini, yang dibuka perdana di Cibinong City Mall (CCM), dipadati pengunjung. Berbagai aktivitas digelar dan berhasil menarik minat masyarakat.Tingginya antusiasme publ… Read More
Grand Opening Optik Winsee Sukses Menangkan Hati Pecinta Kacamata Kacamata awalnya hanya diperuntukkan sebagai alat untuk membantu penglihatan. Namun seiring berkembangnya dunia fashion, kacamata pun bertambah peruntukkannya menjadi penunjang penampilan. Bahkan sejumlah orang memasukkan … Read More
Kisah Inspiratif Guruh Supriyo Putro, Owner PutroGroup Selepas dari sekolahnya di STM Yadika 7 pada 2006, seperti masyarakat pada umumnya, Guruh mencari lowongan kerja ke sana-sini. Sembari mencari, ia bekerja sebagai penjaga wartel di dekat rumahnya.”Waktunya tidak terlalu ke… Read More
0 komentar:
Post a Comment