Banner 1

Friday, 2 March 2018

Penyaluran Biaya Tumbuh 15,75 Persen


Tak dapat di­mungkiri, perekonomian dan keuangan syariah memiliki masa depan yang cerah. Bahkan, berpotensi menjadi mesin ekonomi nasional.

Hal itu dikemukakan Direktur Bank BJB Syariah, Indra Fala­tehan. Menurutnya, Indonesia sebagai negara muslim menjadi pasar yang potensial bagi industri perbankan syariah.

“Indonesia memiliki potensi besar karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk beragama terutama muslim. Industri keuangan syariah semakin hari akan semakin baik. Namun secara market share, ini yang menjadi masalah karena kami melawan sesuatu yang bergerak,” ujarnya.

Saat ini, geliat ekonomi syariah di Indonesia memper­lihatkan tren positif. Hal itu dilihat dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat hingga akhir 2017, penyaluran biaya perbankan syariah tumbuh mencapai 15,75 persen secara tahunan.

Hal itu bisa dilihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 20,54 persen. Bahkan, dari sisi aset, perbankan syariah menunjukkan pening­katan yang cukup signifikan yakni mencapai 19,79 persen. Angka tersebut berada di atas tingkat pertumbuhan aset perbankan konvensional yang hanya sebesar 11,20 persen.

Sebaliknya secara garis besar, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia belum sesuai dengan harapan dan potensi yang ada. Hal tersebut tecermin dari market share keuangan syariah Indonesia yang masih relatif kecil, yakni hanya ber­kisar 5 persen.

Angka tersebut berada jauh di bawah negara mayoritas muslim lainnya, seperti Uni Emirat Arab dengan 19,6 persen, Malaysia yang mencapai 23,8 persen serta Arab Saudi 51,1 persen.

Bicara mayoritas, Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Artinya, pemeluk Islam di Indonesia mewakili nyaris 11 persen dari total populasi muslim dunia. Sebuah potensi yang seharusnya dapat mening­katkan laju pertumbuhan ekonomi syariah nasional.

Maka dari itu, Indra menga­takan, salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah adalah melakukan konversi antara perbankan syariah dengan konvensional.

Perlu diketahui, pendirian Bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pemba­ngunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk pada 20 Mei 2000. Hal itu bertujuan untuk meme­nuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh keinginannya untuk menggu­nakan jasa perbankan syariah pada saat itu.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • Dorong Mahasiswa Berwirausaha Terus berkem­bangya ekonomi syariah, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mendorong mahasiswa untuk berperan aktif. Salah satunya, membangun inkubator bisnis syariah untuk menumbuhkan wirausaha pemula dan pengembang… Read More
  • Selalu Tampilkan Produk Anyar Bulan Ramadan dan Lebaran 2018 semakin dekat. Sejumlah pelaku usaha mulai berlomba untuk meningkatkan pendapatannya, terutama busana muslim. Seperti salah satu produsen lokal Bogor, Neng Geulis by FridAulia.Tahun ini, suda… Read More
  • IHSG Kembali Melemah Pasar saham Indonesia akhir pekan ini kembali parkir di zona merah. Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sore ini turun 9,7 poin atau 0,15 persen menjadi 6.433. Sementara Indeks LQ45 turun 3,12 poi… Read More
  • BNI Salurkan 88 Ribu Bansos Nontunai Bank Negera Indonesia (BNI) secara konsisten terus menyalurkan bantuan sosial (bansos) PKH nontunai dari program Kementerian Sosial yang saat ini memasuki periode pertama tahun 2018. Sebanyak 88 ribu bantuan untuk warga Ko… Read More
  • Pentingnya Komix Herbal Untuk Kesehatan Kesehatan adalah aset paling berharga. Merawat aset ini sebaik-baiknya adalah kunci untuk produktivitas dan hidup lebih bahagia. Komix yang telah dipercaya menjadi obat batuk pilihan keluarga sejak puluhan tahun lalu menge… Read More

0 komentar:

Post a Comment