Banner 1

Friday, 2 March 2018

Beban Berat, Puncak Zona Merah Longsor


Longsor hebat yang melanda kawasan Puncak awal Februari lalu seyogianya menjadi pembelajaran bagi pemerintah. Jalur ini sudah tak sekokoh dulu. Rasa waswas akan ancaman longsor selalu menghampiri saat melewati akses penghubung Bogor-Cianjur ini.

Hasil studi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) memperlihatkan bahwa Jalur Puncak sudah termasuk dalam zona merah bahaya longsor. Artinya, longsor bisa terjadi kapan saja di lokasi ini.

”Faktor geologi, morfologi, vegetasi, dan keairan yang menjadi faktor Puncak masuk ke zona merah,” beber Perekayasa Madya PVMBG, Imam Santosa kepada Radar Bogor kemarin (28/2).

Menurut Imam, keempat faktor itu juga yang menimbulkan longsor di kawasan tersebut. Geologi di jalur Puncak adalah bebatuan api tua, jadi memiliki lava. Dengan usia badan jalan yang tak lagi muda, jalur Puncak sudah mengalami pelapukan tanah dengan ketebalan dua hingga tiga sentimeter.

Selain itu, korositas di jalan pegunungan Puncak juga sudah sangat tinggi dan mudah jenuh air. Terlebih dengan intensitas hujan yang tinggi belakangan ini, permukaan tanah menjadi mudah bergerak bersamaan dengan bebatuan yang akhirnya bisa menyebabkan longsor.

”Lalu morfologi. Puncak ini memiliki kontur perbukitan yang curam. Keairan juga menjadi faktor penunjang longsor. Banyak percikan air pada tebing yang diakibatkan tidak adanya penataan keairan baik. Akibatnya, bebatuan dan tanah yang jenuh air itu semakin mudah bergerak,’’ beber Imam.

Menurut Imam, banyak peran manusia yang menyebabkan jalur Puncak sudah tak lagi ‘sehat’. Drainase yang buruk, juga perubahan tata ruang. Imam juga merekomendasikan agar jumlah kendaraan yang melintas di jalur Puncak bisa dikurangi. Sebab, getaran dari kendaraan bermotor bisa menyebabkan konstruksi tanah dan bebatuan semakin lemah untuk menahan gerakan tanah. Dampaknya, kemungkinan adanya longsor susulan kian besar.

Berdasarkan data Polda Jabar, jumlah kendaraan yang melintas dari dan menuju kawasan Puncak sudah melebihi kondisi seharusnya. Yakni, mencapai 15 ribu-20 ribu unit di hari biasa dan 44.000 di akhir pekan hingga libur panjang.

Di sisi lain, pemerintah pusat justru fokus ke penataan kawasan Puncak saat ini. Terbukti dengan langkah Kementerian PUPR yang mengambil alih relokasi pedagang ke kawasan Gunung Mas. Dari rencana 1 hektare yang disiapkan sebagai permulaan, pemerintah pusat justru membabat habis 5 hektare lahan.

Camat Cisarua, Bayu Ramawanto, mengatakan proyek relokasi oleh kementerian tak lain untuk percepatan pelebaran jalur Puncak. Dari 33 kilometer rencana pelebaran, sudah hampir 60 persen dilakukan. ”Kondisi di lapangan, pelebaran sendiri masih terkendala. Untuk itu, mau tidak mau pedagang harus cepat digeser, tidak digusur. Anjungan cerdas itu jadi semua terintegrasi di situ (lahan relokasi),” bebernya.

Bisa jadi, kata dia, desain yang sudah disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor untuk relokasi akan berubah. Pasalnya, desain tersebut hanya berluasan satu hektare.

Namun, Bayu menyebut perbedaan konsep tersebut jangan sampai membuat ketidakintegrasian antara kedua domain pemerintah.

”Mereka (PUPR) pun butuh masukan. Jangan sampai, pada saat dibuat ternyata konsepnya tidak down to earth, tidak sesuai dengan kebutuhan. Akhirnya malah jadi permasalahan nantinya,” tukasnya.

Sebagai informasi, jalur Puncak merupakan bagian dari Jalan Raya Pos (postweg) yang dibangun pada masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Pembangunan jalan sepanjang 600 paal (1 paal = 400 roed) dan lebar 2 roed (1 roed = 3,767 meter) dimulai bulan Mei 1808 dan selesai pada Desember 1809.


Sumber : radarbogor.id

Related Posts:

  • JLD Bakal Dibangun Lagi Tak lama lagi kelanjutan proyek Jalan Lingkar Dramaga (JLD) akan terlihat jelas. Musababnya, Dinas PUPR Kabupaten Bogor meng­gulirkan dana sebesar Rp36,2 miliar.Pembangunan jalan terbagi ke dalam dua tahap. Untuk Seksi I m… Read More
  • Simpang Cileungsi Makin Krodit Berkendara di Jalan Raya Transyogi harus ekstrasabar. Terlebih saat melintasi simpang Cileungsi. Tepatnya di bawah flyover Cileungsi, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor. Ya, kemacetan krodit kini menjadi makanan sehari-h… Read More
  • PMI Butuh 800 Kantong Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi sedikitnya membutuhkan 800 kantong darah setiap bulan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PMI bersama warga, perusahaan swasta, hingga komunitas, aktif menghelat kegiatan sosial don… Read More
  • Baru Diperbaiki, Sudah Longsor Baru juga be­berapa bulan dilakukan perbaikan, jalan alternatif Kecamatan Klapa­nunggal-Kecamatan Citeureup dihantam longsor kemarin (12/3). Akibatnya, sisi kiri jalan yang berada di tanjakan Nambo RT 16/07, Desa Nambo, Ke… Read More
  • Pesta Miras, Belasan Pemuda Ditangkap Aparat kepolisian Polsek Limo dan Tim Jaguar Polresta Depok mengamankan belasan pemuda dan ”cabe-cabean” saat pesta miras di Jalan Koman Muin RT 01/04 Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Sabtu (10/3) dini hari.Kapolsek Limo Ko… Read More

0 komentar:

Post a Comment