JAKARTA-Masyarakat Indonesia mulai kemarin (19/12) sudah bisa menggunakan pecahan uang tunai emisi terbaru. Uang dengan desain anyar itu diluncurkan Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia (BI).
Ada tujuh uang kertas dan empat uang logam baru yang diluncurkan. Seluruhnya memajang gambar pahlawan yang berbeda dibandingkan emisi sebelumnya, dan diklaim paling aman.
Pada emisi kali ini, untuk kali pertama seluruh desain uang berganti bersamaan. Uang baru yang diluncurkan terdiri atas uang kertas pecahan Rp100 ribu, Rp50 ribu, Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, Rp2 ribu, dan Rp1 ribu. Sedangkan uang logam terdiri atas pecahan Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100. Hanya satu yang masih dipertahankan, yakni gambar duet Proklamator Soekarno-Hatta di pecahan Rp100 ribu.
Namun, dalam pecahan tersebut, Soekarno-Hatta dipasang dengan wajah tersenyum dan memperlihatkan gigi. Selebihnya adalah pahlawan yang berbeda. Yakni Ir H Djuanda Kartawidjaja, Dr G. S. S. J. Ratulangi, Frans Kaisiepo, K. H. Idham Khalid, M. Hoesni Thamrin, dan Tjut Meutia. Pada uang logam, nama-nama dan gambar pahlawan yang tercantum yakni Mr I Gusti Ketut Pudja, Letjen TNI T. B. Simatupang, Dr Tjipto Mangoenkoesoemo dan, Prof Dr Ir Herman Johannes.
Pada desain kali ini, warna yang digunakan lebih cerah. Model pewarnaannya mirip beberapa mata uang asing seperti euro atau dolar Singapura. Berbeda dengan emisi sebelumnya yang cenderung tajam. Begitu pula dengan tulisan, kali ini ada frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia di seluruh uang, setelah sebelumnya hanya ada di nominal Rp100 ribu. Tanda tangan Menkeu pun ada di seluruh nominal. Jokowi menjelaskan, penggunaan gambar pahlawan, tari Nusantara, dan pemandangan alam Indonesia merupakan bagian kampanye budaya dan karakter bangsa.
Karena itu, dia mengajak masyarakat untuk selalu menggunakan rupiah dalam setiap transaksi di Indonesia. Aturan mengenai hal itu sudah ada. Juga menyimpan tabungan dalam bentuk rupiah. ''Penting saya sampaikan, kalau kita cinta rupiah, kita tidak membuat dan menyebar gosip aneh dan kabar bohong tentang rupiah,'' ujarnya.
Dia juga meminta unsur pengamanan rupiah terus diperkuat demi mencegah pemalsuan. "Teknologi pengamanan yang digunakan oleh negara jangan sampai kalah dengan para pemalsu rupiah,'' lanjut mantan walikota Solo itu. Dia juga meminta ketersediaan rupiah harus terjaga hingga kawasan terpencil.
Pencantuman gambar pahlawan itu sesuai dengan Keputusan Presiden No 31/2016 tanggal 5 September 2016 tentang Penetapan Gambar Pahlawan Nasional sebagai Gambar Utama Pada Bagian Depan Uang Rupiah Kertas dan Rupiah Logam NKRI. Selanjutnya, landasan hukum mengenai pemberlakuan, pengeluaran, dan pengedaran uang rupiah tahun emisi 2016 diatur melalui 18 peraturan BI (PBI).
Senada dengan Presiden, Gubernur BI Agus D W Martowardojo mengatakan, penggunaan gambar-gambar para pahlawan itu untuk menumbuhkan semangat patriotisme pada masyarakat. Dia berpesan agar kualitas uang rupiah perlu dirawat dengan baik. Bukan hanya oleh bank sentral, namun juga oleh masyarakat yang memiliki uang tersebut.
Uang kertas yang diedarkan BI berbahan dasar kertas khusus dari serat kelapa. Sedangkan uang logamnya terbuat dari nickel plated steel dan aluminium. Agus memaparkan, ada 9 hingga 12 pengaman pada uang kertas yang diedarkan. Unsur pengaman itu ada yang dengan mudah dapat diketahui oleh masyarakat, ada pula yang hanya bisa dikatahui oleh spesialis. "Tapi, bentuk pengaman yang paling sederhana untuk disosialisasikan kepada masyarakat yaitu dilihat, diraba, diterawang," ujar Agus.
Mantan Menteri Keuangan itu menambahkan, uang rupiah tahun emisi 2016 termasuk yang paling baik di dunia. Sebab, jumlah pengamannya berlapis-lapis, mulai dari warna, benang, bagian ultravioletnya, juga teknik cetak khusus atau rectoverso-nya. Agus meyakinkan bahwa uang baru tahun emisi 2016 ini tidak akan mudah dipalsukan.
Masyarakat sudah bisa menukarkan uangnya dengan uang baru tersebut di 33 kantor perwakilan BI di berbagai provinsi. Agus memprediksi, distribusi uang baru itu membutuhkan waktu tiga bulan untuk sampai ke pelosok daerah. "Tapi, uang yang lama masih berlaku setidaknya sampai ada keputusan peredarannya dihentikan. (Setelah) itu keputusan diambil, baru 10 tahun kemudian dicabut (peredaran uangnya). Sekarang belum ada rencana mencabut uang yang sudah beredar," jelas Agus.
Sementara itu, Sri Parwati, cucu kedua Dr Tjipto Mangoenkoesoemo, mengungkapkan rasa apresiasinya atas pencantuman tokoh pergerakan nasional tersebut dalam uang rupiah terbaru. Wajah anggota Tiga Serangkai itu tercetak di uang logam nominal Rp200. ''Kami terima kasih karena negara masih ingat pada Dr Tjipto,''ujar perempuan 77 tahun itu.
Keluarga Dr Tjipto dihubungi Bank Indonesia Maret lalu untuk dimintai izin pencantuman wajah karib Ki Hadjar Dewantara itu di uang terbaru. ''Waktu itu kami bersyukur, karena diberi kehormatan ini,'' timpal cicit Dr Tjipto, Hanifditya, yang kemarin mendampingi Parwati. Hanif berharap pencantuman wajah para pahlawan di mata uang bisa mengingatkan bahwa Indonesia bisa berdiri seperti saat ini juga tidak lepas dari jasa pahlawan. ''Tetap dijaga uangnya, juga koin-koinnya,'' tambah Parwati.
Di bagian lain, walaupun Bogor cukup dekat dengan Jakarta, uang baru NKRI belum bisa didapatkan di Bogor. Sejumlah pimpinan cabang bank mengaku baru akan menerima uang baru tersebut, secara bertahap sepekan ke depan.
"Tidak langsung ada di Bogor, ada selang waktu lah," ungkap Branch Area Bank Mandiri Syariah (BSM), Iman.
Berapa lamanya, tidak dapat dipastikan. Hal senada diungkapkan pimpinan cabang Bank BRI Dewi Sartika, Edi Prawaskito. "Kami belum dapat. Diharapkan secepatnya kami sudah terima uang NKRI yang baru," terang Edi.
Ia berharap minggu depan sudah menerima uang NKRI yang baru, hingga dapat memenuhi permintaan masyarakat sebagai nasabah BRI. Hal senada juga diungkapkan MNC Bank, Yudi yang mengaku belum menerima uang baru
0 komentar:
Post a Comment