Banner 1

Friday, 13 January 2017

Insiden Penghadangan Wasekjen MUI, Pimpinan Dewan Adat Dayak Minta Maaf

Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain dihadang di bandara
POJOKSATU.id, SINTANG – Banyak kalangan menyesalkan insiden pengadangan Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain oleh Forum Pemuda Dayak Sintang, saat mendarat dengan pesawat Garuda di Bandara Susilo Sintang, sekitar pukul 09.30, Kamis (12/1).

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jefray Edward, terkejut mendengar kabar ada aksi tersebut. Menurut dia, itu aksi spontanitas warga.

“Bahkan Bupati dan Forkopimda juga kaget ketika mendapat kabar akan insiden yang terjadi dengan Wasekjen MUI itu,” kata Jefray, Kamis (12/1).
Diceritakan, begitu mendengar kabar tersebut, Jefray mengaku langsung berkoordinasi dengan DAD Kalbar untuk menyikapinya.

“Harapan saya, kepada masyarakat Dayak agar bisa menahan diri dan jangan terpancing isu yang provokatif. Pada prinsipnya, kita bukan menolak soal agama, tetapi kita tidak ingin penyusup-penyusup atau paham radikal yang mengatasnamakan agama. Kalau untuk lembaga, saya rasa tidak ada masalah seperti MUI, Muhammadiyah, NU. Itu sahabat-sahabat kita,” tambah Jefray.

Atas nama DAD, ia menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan.

“DAD siap menjaga kesatuan dan persatuan masyarakat Sintang khususnya, dan NKRI adalah harga mati,” ujarnya.

Ketua Harian DAD Provinsi Kalbar, Yokobus Kumis, mengatakan bahwa masyarakat Dayak tidak mempunyai niat untuk melarang lembaga MUI ataupun NU untuk datang ke Sintang.

Hanya saja, masyarakat Dayak di Sintang telah tahu secara persis bagaimana pernyataan-pernyataan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen yang dilontarkannya di media social.

“Maka dari itu, masyarakat Dayak Sintang takut dengan kehadiran Wasekjen itu di Sintang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah terbangun sejak lama,” terangnya, seperti diberitakan Rakyat Kalbar.

Menurut dia, masyarakat Dayak Sintang sangat cinta situasi aman, damai, dan nyaman.

“Kalau untuk memberikan dakwah pencerahaan di Sintang, ulama banyak. Tapi mereka tidak melarang. Dan kita juga sudah ingatkan kepada mereka yang melaksanakan aksi bahwa MUI merupakan lembaga besar. Ke mana pun boleh dalam soal ibadah. Tidak ada yang membatasi ataupun menolak,” tambah Yakobus.

Hanya saja, lanjut dia, masyarakat dengan mengatasnamakan Forum Pemuda Dayak, yang melakukan aksi penolakan kedatangan Wasekjen MUI, itu mengantisipasi adanya penyusupan orang-orang FPI yang masuk di Sintang. “Secara tegas kita menolak kehadiran FPI di wilayah Sintang,” ujarnya.

Yokobus mengaku semua pihak, seperti Bupati, Wakil Bupati Sintang, Dandim, Kapolres dan sejumlah Forkopimda lainnya, termasuk dirinya terkejut akan adanya aksi penolakan tersebut. “Jadi ini aksi spontanitas,” tegasnya kembali.

sumber : pojoksatu.id

0 komentar:

Post a Comment