Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain dihadang di bandara |
POJOKSATU.id, SINTANG – Banyak kalangan menyesalkan
insiden pengadangan Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain oleh Forum Pemuda
Dayak Sintang, saat mendarat dengan pesawat Garuda di Bandara Susilo
Sintang, sekitar pukul 09.30, Kamis (12/1).
Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jefray Edward,
terkejut mendengar kabar ada aksi tersebut. Menurut dia, itu aksi
spontanitas warga.
“Bahkan Bupati dan Forkopimda juga kaget ketika mendapat kabar akan
insiden yang terjadi dengan Wasekjen MUI itu,” kata Jefray, Kamis
(12/1).
Diceritakan, begitu mendengar kabar tersebut, Jefray mengaku langsung berkoordinasi dengan DAD Kalbar untuk menyikapinya.
“Harapan saya, kepada masyarakat Dayak agar bisa menahan diri dan
jangan terpancing isu yang provokatif. Pada prinsipnya, kita bukan
menolak soal agama, tetapi kita tidak ingin penyusup-penyusup atau paham
radikal yang mengatasnamakan agama. Kalau untuk lembaga, saya rasa
tidak ada masalah seperti MUI, Muhammadiyah, NU. Itu sahabat-sahabat
kita,” tambah Jefray.
Atas nama DAD, ia menyampaikan permohonan maaf jika ada hal yang kurang berkenan.
“DAD siap menjaga kesatuan dan persatuan masyarakat Sintang khususnya, dan NKRI adalah harga mati,” ujarnya.
Ketua Harian DAD Provinsi Kalbar, Yokobus Kumis, mengatakan bahwa
masyarakat Dayak tidak mempunyai niat untuk melarang lembaga MUI ataupun
NU untuk datang ke Sintang.
Hanya saja, masyarakat Dayak di Sintang telah tahu secara persis
bagaimana pernyataan-pernyataan Wasekjen MUI Tengku Zulkarnaen yang
dilontarkannya di media social.
“Maka dari itu, masyarakat Dayak Sintang takut dengan kehadiran
Wasekjen itu di Sintang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang
telah terbangun sejak lama,” terangnya, seperti diberitakan Rakyat
Kalbar.
Menurut dia, masyarakat Dayak Sintang sangat cinta situasi aman, damai, dan nyaman.
“Kalau untuk memberikan dakwah pencerahaan di Sintang, ulama banyak.
Tapi mereka tidak melarang. Dan kita juga sudah ingatkan kepada mereka
yang melaksanakan aksi bahwa MUI merupakan lembaga besar. Ke mana pun
boleh dalam soal ibadah. Tidak ada yang membatasi ataupun menolak,”
tambah Yakobus.
Hanya saja, lanjut dia, masyarakat dengan mengatasnamakan Forum
Pemuda Dayak, yang melakukan aksi penolakan kedatangan Wasekjen MUI, itu
mengantisipasi adanya penyusupan orang-orang FPI yang masuk di Sintang.
“Secara tegas kita menolak kehadiran FPI di wilayah Sintang,” ujarnya.
Yokobus mengaku semua pihak, seperti Bupati, Wakil Bupati Sintang,
Dandim, Kapolres dan sejumlah Forkopimda lainnya, termasuk dirinya
terkejut akan adanya aksi penolakan tersebut. “Jadi ini aksi
spontanitas,” tegasnya kembali.
sumber : pojoksatu.id
0 komentar:
Post a Comment