BOGOR – Keberadaan waria yang sering mangkal di Citeureup, membuat resah masyarakat sekitar. Pasalnya, waria ini kerap menjajakan dirinya kepada para pria hidung belang.
Masyarakat berharap pemerintah kecamatan dan dinas sosial turun tangan untuk merazianya. Salah seorang warga Citeureup, Anwar (35) waria ini kerap mangkal di dekat pintu tol Citeureup Jagorawi dan kuburan dekat ramayana.
POJOKJABAR.com, BOGOR – Keberadaan waria yang sering mangkal di Citeureup, membuat resah masyarakat sekitar. Pasalnya, waria ini kerap menjajakan dirinya kepada para pria hidung belang.
Masyarakat berharap pemerintah kecamatan dan dinas sosial turun tangan untuk merazianya. Salah seorang warga Citeureup, Anwar (35) waria ini kerap mangkal di dekat pintu tol Citeureup Jagorawi dan kuburan dekat ramayana.
“Mulai dari jam 02:00 pagi tempat itu sudah ramai. Paling parahnya dulu sewaktu sebelum dipasang spanduk larangan, jam 21:00 sampai 22:00 sudah ramai. Meski spanduk sudah dipasang, tetap saja mereka tidak kapok dan malah pindah jam operasinya pukul 02:00,” ujarnya kepada Radar Bogor, Senin (23/01/2017).
Satu kelompoknya waria itu berjumlah empat hingga lima orang. Sebelum dipasang spanduk, satu kelompoknya bisa belasan orang. Waria itu ada di setiap jalan.
“Kami risih melihat para waria ini,” terangnya.
Selain risih, kata dia, keberadaan waria ini telah menciptakan aksi kriminalitas. Seperti belum lama ini ada salah seorang waria dan pelanggannya yang menjadi korban penusukan.
Sementara itu Babinsa Desa Puspanegara, Serma Sunawar mengaku sudah sering mengarahkan waria itu agar tidak lagi nongkrong dan menjajakan dirinya di Desa Puspanegara.(ent)
Masyarakat berharap pemerintah kecamatan dan dinas sosial turun tangan untuk merazianya. Salah seorang warga Citeureup, Anwar (35) waria ini kerap mangkal di dekat pintu tol Citeureup Jagorawi dan kuburan dekat ramayana.
POJOKJABAR.com, BOGOR – Keberadaan waria yang sering mangkal di Citeureup, membuat resah masyarakat sekitar. Pasalnya, waria ini kerap menjajakan dirinya kepada para pria hidung belang.
Masyarakat berharap pemerintah kecamatan dan dinas sosial turun tangan untuk merazianya. Salah seorang warga Citeureup, Anwar (35) waria ini kerap mangkal di dekat pintu tol Citeureup Jagorawi dan kuburan dekat ramayana.
“Mulai dari jam 02:00 pagi tempat itu sudah ramai. Paling parahnya dulu sewaktu sebelum dipasang spanduk larangan, jam 21:00 sampai 22:00 sudah ramai. Meski spanduk sudah dipasang, tetap saja mereka tidak kapok dan malah pindah jam operasinya pukul 02:00,” ujarnya kepada Radar Bogor, Senin (23/01/2017).
Satu kelompoknya waria itu berjumlah empat hingga lima orang. Sebelum dipasang spanduk, satu kelompoknya bisa belasan orang. Waria itu ada di setiap jalan.
“Kami risih melihat para waria ini,” terangnya.
Selain risih, kata dia, keberadaan waria ini telah menciptakan aksi kriminalitas. Seperti belum lama ini ada salah seorang waria dan pelanggannya yang menjadi korban penusukan.
Sementara itu Babinsa Desa Puspanegara, Serma Sunawar mengaku sudah sering mengarahkan waria itu agar tidak lagi nongkrong dan menjajakan dirinya di Desa Puspanegara.(ent)
0 komentar:
Post a Comment