Banner 1

Sunday 21 February 2016

Yayasan Hanjuang Bondas,melalui seminar kesundaan Lestarikan seni budaya dan sejarah sunda


BOGOR – Yayasan Hanjuang Bodas mengadakan seminar kesundaan bertema ’Mengangkat dan Melestarikan Seni Budaya dan Sejarah Sunda di Bogor Raya’ di aula Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, kemarin. 

Seminar yang dihadiri guru sejarah, guru bahasa Sunda dan guru seni itu bertujuan untuk meningkatkan kecintaan dan pemahaman akan budaya Sunda yang mulai terkikis zaman.
 
Ketua Panitia Yudi Triadi mengatakan, seminar tersebut untuk memperkenalkan Yayasan Hanjuang Bodas yang sudah berdiri sejak 2003 lalu. Namun, yayasan tersebut sempat vakum pada 2013. Kevakuman itu membuat pendiri Hanjuang Bodas Eman Sulaeman ingin kembali menggerakkan yayasan tersebut.
 
Judul seminar pun diambil dari visi-misi Yayasan Hanjuang Bodas, yakni melestarikan dan meningkatkan seni budaya dan sejarah Sunda se-Bogor Raya.
 
“Langkah pertama yang dilakukan yakni mengajak para pendidik. Setelah guru, mereka tentu akan menularkan pengetahuan budaya dan sejarah Sunda kepada para siswa,” ujar Yudi.
 
Menurut Yudi, ini merupakan tugas berat karena masih rendahnya minat pendidik atau masyarakat dalam sejarah lokal. Untuk itu, Yayasan Hanjuang Bodas sebagai yayasan kesundaan akan banyak mengadakan diskusi dan seminar. Cara yang paling ampuh dan mudah diterima, yakni mengadakan Festival Budaya dengan melibatkan sanggar di Kota Bogor.
 
Tak hanya itu, pengurus Yayasan Hanjuang Bodas juga akan berkunjung ke sekolah untuk memberikan workshop. ”Yayasan Hanjuang Bodas akan turun menemui siswa agar mereka tertarik dengan budaya Sunda dan siap membantu para pendidik,” jelasnya.
 
Budaya Sunda, tambah Yudi, seolah hilang terkikis budaya barat. Inilah yang membuat Yayasan Hanjuang Bodas bergerilya untuk kembali memperkenalkan budaya kepada warga Bogor.
 
Salah satunya dengan melakukan kegiatan yang sifatnya di bidang usaha kreatif kerajinan dari limbah dan bidang pertanian di lahan sempit sesuai kondisi perkotaan.
 
”Budaya orang Sunda itu bertani, tapi sekarang malah jarang bahkan bisa dibilang budaya Sunda di Kota Bogor sudah punah,” pungkasnya. (ent)

0 komentar:

Post a Comment