Banner 1

Monday 22 February 2016

Mengenal Indonesia Craft Zone For International (CZIE)




Bicara tentang craft, bicara seni dan keindahan. Komunitas yang serbabisa ini selain mampu membuat berbagai kerajinan tangan, mereka juga mampu menjual produk-produknya hingga ke negara lain di Asia. "Kami sudah ada dari 2006," terang founder CZIE, Khadija Dee.

Komunitas ini terdiri dari para wanita yang mulai dari usia muda hingga dewasa madya. "Yang penting suka dengan craft," ujarnya. 

Meski isinya kaum Hawa, komunitas ini mencoba mem­buktikan bahwa barang yang dijual mampu bersaing di pasaran. "Banyak orang yang bisa membuat. Tapi tak semua orang bisa menjualnya," ucap ibu dari dua anak ini.

Wanita yang memiliki latar belakang arsitektur ini mencoba untuk membangun komunitas yang berbeda. Bukan hanya bisa membuatnya, namun semua yang ada di dalamnya harus pandai memasarkannya pula. 

Latar belakang anggota komunitas ini juga sangat beragam. Mulai dari ibu rumah tangga, PNS, guru, host, model, hingga penulis. "Tapi kami bersatu di sini," terangnya. 

CZIE bukan hanya komunitas yang senang seru-seruan. Komunitas ini bisa dikatakan sambil menyelam minum air. Tak hanya menjalin silaturahmi, namun jadi ladang ekonomi. "Setiap anggota punya keahlian masing-masing," jelas wanita yang lahir 42 tahun silam tersebut.

Barang yang dihasilkan dari komunitas ini sangatlah beragam. Mulai dari tas, bros, kalung, anting, bando anak-anak, hingga kain batik. "Bahannya beda-beda. Ada yang dari clay, batik, hingga mutiara," terangnya.

Beberapa barang yang dijual adalah barang handmade. Alias murni dengan tangan si anggota komunitas. "Tapi beberapa ada yang pakai mesin," katanya kepada Radar Bogor, Rabu (17/2) lalu.

Dengan barang yang sangat beragam. Tentunya segmentasi konsumen pun beragam. "Bisa dari bayi hingga ibu-ibu," jelasnya. 

Komunitas yang berpusat di Bogor ini, tak hanya ingin men­dulang rupiah dari hasil tangannya. Tapi juga ingin agar kebersamaan mereka dapat terus terjalin lebih baik. "Kami juga ada sharing internal," kata sang founder.

Menurutnya, yang paling pen­ting dalam sebuah komunitas adalah komunikasi dan jaringan. "Kedua­nya harus kuat. Supaya komunitas­nya juga kuat," kata dia. 

Ia menu­tur­kan, pembentukan jaringan dan pembinaan perkembangan diri juga penting untuk dilakukan komu­ni­tas. "Kita kan ingin jadi komunitas maju," ucapnya.

Ke depan, mereka akan bersama-sama berkumpul di Kuala Lumpur untuk mengikuti pameran craft di sana. "Semoga tidak ada halangan," ungkapnya.

Tak ingin menjadi komunitas biasa, CZIE pun memiliki keinginan jadi komunitas yang serbabisa. "Perempuan juga harus produktif," tandas Khadija Dee.(cr2/c)

0 komentar:

Post a Comment