Home »
berita
» Sekolah dekat Cisadane Terpaksa Ditinggalkan Siswanya
BOGOR-Berada tepat di pinggir Kali Cisadane, bangunan ruang kelas 4 SDN Cilendek 4, Kota Bogor, terpaksa diratakan dengan tanah akibat longsor. Ini demi keselamatan peserta didik.
Longsor yang terjadi beberapa hari lalu dikarenakan curah hujan cukup tinggi mengguyur Kota Bogor akhir-akhir ini. Hal ini menjadi alasan Kepala SDN Cilendek 4, Ahmad Askolani, merobohkan bangunan kelas. "Bangunan tersebut tepat berada di belakang sungai. Karena hujan, otomatis tanah terkikis air, sehingga mendekati fondasi sekolah," ujarnya kepada Enter Bogor (19/2).
Keputusan merobohkan bangunan, merupakan tindakan cepat tanggap sekolah yang juga disetujui oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Menurut Ahmad, dirinya telah melaporkan kejadian tersebut dan ditanggapi oleh bagian Sarana Prasarana Dinas Pendidikan.
"Kata mereka, utamakan dulu keselamatan anak-anak," kata Ahmad, mengutip perkataan wakil bidang Sarpras Disdik Kota Bogor. Untuk itu, ia pun cepat merealisasikan saran tersebut dengan membongkarnya.
Meski harus mengorbankan satu ruang kelas. Sekolah yang berada di Gang Kelor, Bogor Barat, itu ternyata memiliki jumlah kelas yang cukup untuk memindahkan kelas 4 ke kelas lain yang tersedia. "Kami memang alhamdulillah tidak kekurangan kelas, makanya berani merobohkan bangunan tersebut," ucapnya.
Ahmad menambahkan, ke depan, bangunan tersebut akan dibiarkan sama rata dengan tanah dan dijadikan sebuah lapangan. Mengingat, lapangan sekolah kurang luas untuk anak-anak bermain.
Hanya, yang masih ia khawatirkan adalah belum adanya pembatas atau sebuah pagar penjaga antara sekolah dengan bibir sungai yang curam. Meskipun, pihak Disdik sudah menjanjikan akan membuat sebuah pagar pembatas.
"Sudah ada konsep atau gambarannya, tapi sampai saat ini belum juga dibangun. Mungkin masih menunggu anggaran cair. Saya berencana ingin membuat pagar sederhana dulu, takut anak lari-lari dan bablas," ungkap Ahmad.
Yang pasti, pihak sekolah berharap Disdik segera membangun pagar pembatas demi keselamatan peserta didik SDN Cilendek 4. Di samping itu, Ahmad yang ditemui di ruangan kepala sekolah yang gabung dengan ruang guru dan ruang operator pun berharap, ada bantuan dari Disdik untuk pembangunan sebuah gedung yang mengikuti standar pendidikan. Yaitu terpisahnya ruang guru dan kepala sekolah beserta operator sekolah.
"Saat ini, ruang kepala sekolah, operator dan guru mesti gabung dalam satu bangunan bekas kelas. Kami bersyukur saja, tapi kan, idealnya harusnya terpisah. Makanya, diharapkan ada bantuan dari dinas," tegas Ahmad.
Apalagi, SDN Cilendek 4 merupakan salah satu sekolah yang berada di wilayah kota yang seharusnya sudah memiliki standar bangunan pendidikan atau sekolah yang ideal, seperti beberapa sekolah di Kota Bogor lainnya.(ent)
0 komentar:
Post a Comment