ENTER BOGOR – Enggar (8) dan Vigar (8), siswa kelas tiga SDN Cibugis, hanya bisa menatap bangunan kelasnya yang roboh, Selasa (23/02/2016).
Ruang yang biasa tempat mereka belajar bersama 362 siswa lainnya roboh dua hari lalu akibat diterjang hujan deras.
Maklum, bangunan sekolah di Kampung Cibugis, Desa Klapanunggal,
Kecamatan Klapanunggal, itu sudah usang dan tidak sanggup menahan
derasnya guyuran hujan.
“Saya sama teman-teman harus menumpang belajar di musola dan majelis,” ucap bocah ini polos.
Robohnya sekolah terjadi, Minggu (20/2/2016) malam. Dinding belakang
ruang kelas satu yang berada di ujung kanan kelas amblas. “Braaak” suara
atap genting jatuh berhamburan.
Sehari berikutnya, giliran ruang belajar kelas dua dan kelas tiga
yang ambruk. Genting berjatuhan. Kaca jendela pecah dan papan tulis
jatuh terkubur atap yang roboh.
“Tiga kali ambruk. Yang paling parah Minggu (21/2/2016),” ujar guru SDN Cibugis, Abdurohman Wahid, saat ditemui Radar Bogor, Selasa (23/02/2016).
Saat kejadian, kata Abdurohman, warga sekitar berdatangan untuk
melihat.
Sebab, bangunan sekolah bagian belakang rata dengan tanah.
Beruntung robohnya sekolah terjadi malam hari, sehingga tidak
menimbulkan korban jiwa.
“Tidak ada korban karena terjadi malam hari,” ujar Abdurohman.
Robohnya sekolah membuat kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan bergiliran. (ent)
0 komentar:
Post a Comment