Banner 1

Wednesday, 17 February 2016

Anak Penyadap Getah, Raih IPK Sempurna


BOGOR - Acungan dua jempol mungkin masih kurang untuk mengapresiasi prestasi Parara Wendy Indarjo. Bagaimana tidak, mahasiswa jurusan Matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) ini lulus kuliah dengan IPK sempurna, 4,00, dan nilai mutu akademik A untuk semua mata kuliah.

Selain sukses meraih gelar cum laude, mahasiswa asal Sampit, Kalimantan Tengah, itu juga berhasil lulus empat bulan lebih awal. Sebanyak 53 mata kuliah berhasil diikutinya dengan mendapat nilai sempurna A semua.Hebatnya lagi, prestasi itu diperoleh Parara bukan karena ia berasal dari keluarga dengan fasilitas serba ada. Parara merupakan pelajar yang bisa ke perguruan tinggi dengan mengandalkan beasiswa.

"Ayah saya bekerja sebagai petugas yang membersihkan semak belukar, menyadap getah karet di Inhutani," ujarnya kepada pewarta, di Media Center IPB, Dramaga, Bogor, pekan kemarin.

Sebagai penyadap karet, ayahnya hanya mampu menghasilkan sedikit rupiah untuk membiayai hidup Parara dan dua saudaranya. Namun keterbatasan itu tak membatasi semangat Parara untuk mengenyam bangku perguruan tinggi. Dengan berbekal beasiswa bidikmisi, dia berangkat ke Bogor.

Selama kuliah di IPB, Parara juga menyabet berbagai prestasi. Di antaranya penghargaan sebagai Ketua Klub Asrama Tingkat Persiapan Bersama (TPB) IPB Terbaik, Mahasiswa Berprestasi Asrama TPB IPB, juara 1 Gumatika Calculus Cup, juara 2 Lomba Debat 'Nasionalisme' Fateta se-IPB tahun 2012, juara II Kompetisi Statistika Dasar Statistika Ria tahun 2013, Mahasiswa Berprestasi Departemen Matematika IPB, juara 2 Danone Young Socio Entrepreneur dan juara 2 Kompetisi Essay Nasional Statistika Ria.


Parara bercerita, tantangan yang ia hadapi selama berkuliah adalah masalah ekonomi. Kondisi ini memicu Parara untuk lebih pintar mencari penghasilan tambahan. Dia pun berhasil mendapat uang tambahan untuk biaya hidup, dengan menjadi pengajar privat mata pelajaran matematika bagi mahasiswa di Tingkat Persiapan Bersama IPB. Dari pekerjaannya ini, Parara mengantongi Rp2,5 juta per semester. "Menikmati hasil jerih payah sendiri rasanya lebih nikmat bagi saya," ungkap Parara.

Tips kedua adalah tak pernah putus asa untuk terus mencoba. Dengan segudang prestasi yang dimilikinya, bukan berarti Parara tak pernah mengalami kegagalan. Seperti saat dirinya mengikuti Lomba Essay Nasional Statistika Ria, sejak 2011 lalu. Dari tahun pertama kuliah, Parara tak pernah bisa menang. Namun karena terus mencoba, ia pun berhasil menjadi juara di ajang yang sama pada 2014.

"Momen itu membuat saya menyadari kebenaran dari pepatah ''gagal adalah kesuksesan yang tertunda," cetusnya.

Pertanyaannya kemudian, apa langkah selanjutnya dari juara olimpiade matematika SMP dan SMA ini? Rupanya Parara masih ingin melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. (ent)



0 komentar:

Post a Comment